Brilio.net - Kegiatan pendakian gunung tak hanya butuh persiapan logistik tapi juga butuh kekuatan mental dan fisik. Apalagi suhu di pegunungan itu berbeda dengan suhu di dataran rendah. Perubahan suhu yang relatif cepat mau nggak mau bakal berpengaruh sama menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Sebagai bukti kalau persiapan fisik saat mendaki gunung itu benar-benar penting, kamu bisa belajar dari cerita tentang pendaki yang disampaikan seorang netizen ini.

Martono Sudirdjo mengisahkan lewat salah satu grup Facebook mengenai cerita pendaki perempuan yang nyaris menjemput ajal. Lebih lanjut, perempuan yang tak diketahui identitasnya itu berencana melakukan perjalanan menuju puncak Rinjani. Namun, sedari awal perjalanan sudah terlihat bahwa kondisi tubuhnya kurang fit. Bahkan sempat muntah-muntah sebelum sampai punggungan puncak dari Plawangan. Tapi ia memaksa untuk tetap menuju puncak.

pendaki wanita di Rinjani © 2016 brilio.net

Meski akhirnya berhasil menggapai puncak, dalam perjalanan turun pada Kamis (14/4), wanita itu jatuh ke jurang, tepatnya sisi ke arah Sembalun (bukan ke arah danau). Ia tergelincir sekitar 30 meter ke dalam jurang setelah tikungan pertama dari trek puncak Rinjani.

Untungnya, ia masih bisa selamat dan berhasil dievakuasi petugas TNGR dari Plawangan Sembalun menuju ke base camp pendakian di Sembalun. setelah diperiksa, perempuan ini mengalami retak tulang di bagian pinggang.

pendaki wanita di Rinjani © 2016 brilio.net

Lewat cerita ini, setidaknya bisa jadi bahan renungan buat kita semua yang punya hobi mendaki gunung. Terutama buat para pemimpin grup pendakian. Jangan pernah kompromi dengan semua anggota tim pendakian, saat kamu melihat ada salah satu personel dalam kondisi fisik yang kurang fit.