Brilio.net - Seorang siswa di China mengalami nasib buruk setelah menerima hukuman di asrama sekolahnya. Siswa yang disembunyikan identitasnya itu mengalami kelumpuhan setelah dipaksa squat 150 kali.

Dilansir dari Global Times, Senin (11/10), remaja berusia 14 tahun dari Provinsi Sichuan, China Barat Daya itu menerima hukuman fisik untuk melakukan 150 squat pada Juni 2020. Dia kedapatan melanggar salah satu peraturan sekolah.

 lumpuh usai dihukum © 2021 berbagai sumber

foto: Dispatchlive.co.za/Sisipho Zamxaka

Siswa dengan nama samaran Ren yang bersekolah di Xianshin, Kabupaten Hejiang, Sichuan, itu dihukum pemimpin siswa bernama Mu karena kedapatan membawa makanan ringan. Dalam peraturan sekolah, siswa dilarang membawa makanan ringan.

Ibunda Ren, Zhou, mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 10 malam waktu setempat pada 10 Juni 2020. Saat itu Mu bersama dengan Liu (seorang guru) datang memeriksa kamar Ren.

Mu diduga menemukan sebungkus makanan ringan di tempat tidur Ren dan memerintahkannya untuk melakukan 300 squat sebagai hukuman. Tetapi, Ren menyangkal bahwa makanan ringan itu miliknya.

Dia juga telah mengatakan bahwa kakinya telah terluka pada bulan April tahun itu. Dia pun kemudian dipaksa melakukan 150 squat di bawah pengawasan Mu dan Liu.

 lumpuh usai dihukum © 2021 berbagai sumber

foto: Globaltimes.cn

Setelah kejadian tersebut, Ren menjalani perawatan medis termasuk operasi di beberapa rumah sakit di kota Luzhou dan Chengdu. Ren didiagnosis memiliki keterbatasan mobilitas seumur hidup dan sejak saat itu dia berjalan menggunakan kruk.

Selain itu remaja itu didiagnosis menderita depresi setelah insiden tersebut. Menurut Xu Junke, seorang guru di sekolah Xian Shi, tidak ada perselisihan antara Ren dan Mu sebelum insiden itu. Kedua siswa itu sama-sama berusia 14 tahun ketika itu terjadi.

Meski pihak sekolah sudah bertanggung jawab dengan menanggung biaya perawatan medis Ren selama di rumah sakit sebesar 109.774 Yuan atau setara dengan Rp 240 juta, namun orang tua dan pihak sekolah sampai sekarang belum menyelesaikan perselisihan ini.

Buntut panjang dari kejadian ini adalah pemecatan guru asrama bernama Liu pada 14 Juli. Mengutip dari Red Star News, Li Linchun, Direktur Biro Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Hejiang mengatakan pihak berwenang telah turun tangan dan akan memberikan hukuman yang sesuai jika terbukti bersalah.