Kehidupan setelah menikah.

8 Hari menikah sudah diceraikan suami Twitter

foto: Twiiter/@EkaRufaedah

Pada hari berikutnya pada tanggal 8, Eka menceritakan bahwa ia baru mengetahui bahwa suaminya merupakan penderita OCD atau gangguan obsesif kompulsif. Sebagai informasi, menurut Davison & Neale (2012), gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan cemas, di mana pikiran seseorang dipenuhi gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan stres dan mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, OCD sang suami tidak mengganggu Eka sama sekali. Tak bisa dipungkiri, semenjak tinggal bersama suami, sifat asli sang suami pun mulai ia ketahui, seperti sifat tempramental dan emosi yang tidak bisa terkontrol. Ia pun memberikan saran kepada sang suami untuk menemui psikologi, namun saran dari Eka ditolak mentah-mentah.

Beberapa hari melalui kehidupan bersama suami, pada tanggal 9 kesehatan badannya mulai menurun dan Eka memutuskan untuk melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Eka positif DBD dan Covid-19. Lalu, pada tanggal 10 sang suami jatuh sakit dan harus dirawat di sebuah klinik.

"Selama dirawat di klinik, aku menjaganya dengan baik. Menyiapkan setiap kebutuhannya dan mensterilkan perlengkapan yang akan digunakan. Termasuk kebutuhan dia mengajar secara online," lanjut Eka.

Pada hari berikutnya yaitu tanggal 12, Eka seperti biasa mempersiapkan semua kebutuhan, salah satunya yaitu kebutuhan waktu sang suami akan makan. Ia mulai mempersiapkan mulai dari merendam sendok yang akan digunakan dan merapikan meja makan. Pada saat merapikan meja makan, tak sengaja baju Eka menyentuh nasi yang akan disantap.

"Seketika itu dia marah, dia bilang nasinya udah ga bisa dimakan. Aku yang sudah lelah, ditambah kurang tidur sejak awal satu rumah dengannya, mendengar dia marah hanya karena nasi yang kena pakaian, maka akun pun ngambek. Ku diamkan dia," kata Eka.

Tidak hanya membentak Eka, sang suami pun menyuruh Eka untuk segera minta maaf. Eka pun meminta maaf. Tak selang beberapa lama sang suami memesan makanan secara online dan tidak menghiraukan Eka yang pada saat itu sedang menangis.

Lalu, setelah selesai makan Eka baru menyadari bahwa air habis dan dia meminta tolong adiknya untuk membelikan minum. Namun, adiknya itu tidak kunjung datang dan Eka memutuskan untuk membeli air minum di toko terdekat. Ia pun izin kepada sang suami untuk pergi ke toko terdekat, tapi sang suami justru membentaknya.

"Namun ternyata dia malah membentak ku "siapa yang nyuruh kamu ke alfamart, diem kamu di situ" Aku pun nurut diem. Tidak jadi beli air," lanjut Eka.

Merasa kasihan dengan sang suami yang haus minum, ia tetap nekat izin pergi ke toko terdekat. Bukannya diberi izin, sang suami justru membentak Eka dengan suara yang semakin tinggi.

"Aku yang saat itu kaget, kepala ku pun sudah sangat pusing. Ditambah saat itu aku menangis tanpa henti. Ku katakan padanya "Aku ingin pulang aja" dan dia menjawab "Silahkan pulang sana"," jelas Eka.

Dan akhir dari kisah pernikahan Eka dan sang suami, pada tanggal 12 di mana sang suami sudah diizinkan pulang oleh dokter, kedua orangtua dari pihak suami pun menjemput. Lalu kondisi Eka yang benar-benar sudah tidak kuat ditenangkan oleh orangtuanya.