Brilio.net - Nasib malang tengah dialami salah satu putri terbaik Sulawesi Barat bernama Kristina. Remaja berusia 16 tahun tersebut harus mengubur harapannya untuk menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka di Istana Merdeka pada 17 Agustus mendatang.

Satu hari sebelum keberangkatan ia dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR). Kristina pun akhirnya terpaksa harus digantikan oleh siswa lain sebagai anggota Paskibraka tingkat Nasional perwakilan Sulawesi Barat.

Namun pihak keluarga merasa janggal, akhirnya Kristina melakukan tes ulang. Anehnya, setelah menjalani tes PCR kedua hasil pemeriksaan Kristina dinyatakan negatif.

Dilansir dari akun Facebook Melkisedek Takatio pada Jumat (30/7) yang diketahui merupakan keluarga Kristina, ia mengungkap ada kronologi pembatalan Kristina sebagai anggota Paskibraka. Pada unggahan itu, terlihat potret pas foto Kristina mengenakan seragam.

siswi gagal jadi paskibraka © Facebook/Melkisedek Takatio

foto: Facebook/Melkisedek Takatio

Lolos tes paskibraka perwakilan Sulawesi Barat.

Sebelumnya, Kristina sempat melewati seleksi yang ketat untuk menjadi anggota paskibraka. Namun ia menjadi salah satu siswi terpilih di sekolahnya, SMA Negeri 1 Mamasa. Kristina pun langsung diantarkan ke provinsi Sulawesi Barat untuk mengikuti pelepasan bersama Gubernur Sulawesi Barat.

"Dia lolos tes dan jadi calon paskibraka utusan Sulawesi Barat. Lalu dia ke provinsi Sulbar mau pelepasan bersama Bapak Gubernur Sulawesi Barat," tulis Melkisedek Takatio pada keterangan unggahannya.

Dinyatakan positif Covid-19.

Sebelum bertemu dengan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, Christina melakukan tes PCR pada Jumat (23/7) lalu. Pada hari berikutnya, hasil tes Kristina keluar dan dinyatakan positif Covid-19.

"Nah, dia lalu tes PCR dan hari Sabtunya (24/7) hasil tes keluar ternyata dinyatakan positif dan otomatis batal berangkat, sehingga diganti orang lain," imbuh pada keterangan unggahannya.

Keluarga merasa janggal.

Pada unggahannya, keluarga merasa ada yang janggal dengan peristiwa ini. Terdapat beberapa kejanggalan yang disampaikan pihak keluarga pada unggahan tersebut. Salah satunya, ia dilepas begitu saja tanpa adanya perlakukan khusus sebagaimana penderita Covid-19.

"Setelah dinyatakan positif, dia dilepaskan begitu saja dari Mamuju naik mobil ke Masama tanpa ada tindakan termasuk APD..." ungkapnya.

Anehnya lagi, sosok yang menggantikan posisi Kristina ke Istana Negara bukanlah anggota cadangan, melainkan orang lain yang baru.

Tes PCR ulang dan ternyata negatif.

Selang tiga hari berikutnya, Kristina lantas melakukan tes ulang. Mengejutkan, ternyata hasil tes PCR kedua Kristina dinyatakan negatif.

"Sepulang dari Mamuju, diadakan tes pCR kedua dan ternyata hasilnya NEGATIF," jelasnya lagi.

Dengan adanya kejadian ini keluarga pun meminta penjelasan ke Dinas Pemuda dan, Keolahragaan (Dispora), Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Tapi kehadiran mereka tak diindahkan dan sempat terjadi adu mulut.