Brilio.net - Aksi 22 Mei menyisakan banyak cerita tak mengenakkan. Dari anarkisnya sebagian massa, kabar korban meninggal dan luka-luka, serta mobil-mobil yang dibakar membuat hari itu seharusnya dijadikan pelajaran untuk seluruh masyarakat di Indonesia.

Di Jakarta sendiri, ada banyak kisah menyedihkan imbas dari Aksi 22 Mei yang berakhir kacau itu. Salah satunya adalah cerita dari Usma, pemilik kios kecil untuk berjualan makanan dan minuman ringan.

Demo yang awalnya terjadi di depan gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) berakhir ricuh. Sebagian besar demonstran enggan dibubarkan hingga akhirnya berhasil dipukul mundur dari arah Jalan MH Thamrin ke arah Jalan Wahid Hasyim dan Sabang. Massa yang marah kemudian membakar pos polisi (pospol) yang berada di persimpangan Jalan Wahid Hasyim menuju Jalan H Agus Salim.

Saat itulah musibah menghampiri Usma. Pospol yang biasa ia gunakan sebagai tempat istirahat setiap harinya ludes. Beruntung Usma sempat menyelamatkan diri keluar dari pospol sebelum api membakar bangunan.

"Sebelum mereka bakar (pospol) saya lari, keluar (dari polsek)," kata Usma di depan kiosnya di perempatan Sabang, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).

Namun ironisnya, saat Usma mencoba kembali mengecek kondisi kiosnya itu seketika badannya lemas. Perusuh sudah tak ada di lokasi namun barang dagangannya yang berada di dalam kios semuanya ludes.

"Semua diambil. Minuman, semua rokok diambil. Habis," ujarnya seperti dikutip dari Liputan6.

Usma sangat sedih dan terlihat sangat emosional. Padahal dia sudah berjualan di kios samping pospol itu sudah puluhan tahun lamanya. "Habis semua (barang dagangan), kenapa warung saya? Saya salah apa?" papar Usma dengan mata berkaca-kaca.

Saat ini, Usma dibantu anaknya merapikan kiosnya yang habis dijarah. Pecahan kaca masih berserakan. Meski kiosnya tidak dibakar, namun tempat tidurnya selama ini sudah hilang.

"Selama ini saya memang numpang di pospol, saya bantu-bantu juga di sana. Sekarang hilang semua baju saya di sana habis kebakar," ujarnya.

Dengan kejadian menyedihkan ini, Usma mengaku akan segera pulang kampung terlebih dahulu. Kemungkinan dirinya tetap akan kembali lagi ke Jakarta untuk melanjutkan hidupnya.

"Saya mau mudik saja dulu, biar tenang," kata Usma yang rencananya akan mudik ke Kuningan.

Menurut Usma, selain menenangkan diri di kampung, dirinya juga akan segera mengumpulkan modal baru untuk membangun usahanya lagi. Ludesnya kios miliknya cukup membuat dia rugi banyak. Usma pun berharap tak akan ada lagi demonstrasi ricuh seperti Aksi 22 Mei tersebut.

"Semoga nggak ada lagi (rusuh), aman-aman. Saya nyari modal dulu, ini kan habis semua. Hilang mungkin hampir Rp 20 juta karena rokok banyak habis semua," imbuhnya.