Brilio.net - Di zaman yang semakin berkembang ini, sidik jari semakin dibutuhkan karena bisa digunakan untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Kegunaan paling simpel dari sidik jari adalah membuka kunci layar dari smartphone, atau penanda absen karyawan di kantor.

Namun, belum lama ini ramai kisah para pria dari India yang tak memiliki sidik jari. Jika nggak dilihat secara detail, tampak tak ada yang aneh dengan tangan para pria yang berasal dari Rajshahi, Bangladesh, India ini. Namun, ketika mulai dilihat secara seksama dari dekat, maka baru terlihat tangan dari para pria ini nggak memiliki sidik jari.

<img style=

foto: Facebook/Pradip Kumar Nath

 

Dilansir brilio.net dari odditycentral.com, Selasa (5/1), para pria yang berasal dari keluarga Sarker ini memiliki telapak tangan yang polos, bahkan hingga ke bagian ujung jari. Hal ini tentu bisa menyulitkan hidup mereka, karena sidik jari adalah hal yang cukup penting.

<img style=

foto: Facebook/Pradip Kumar Nath



Salah satu kisah sulit yang pernah mereka alami adalah ketika hendak membuat Surat Izin Mengemudi (SIM). Mereka gagal mendapatkan SIM meski sudah membayar administrasi dan lolos tes yang dilakukan, karena mereka nggak bisa melewati cap sidik jari.

"Saya membayar biayanya, lulus ujian, tetapi mereka tidak mengeluarkan izin karena saya tidak bisa memberikan sidik jari, Ini selalu menjadi pengalaman yang memalukan bagiku," ungkap Amal, salah satu pria dari keluarga Sarker.

Hal ini tentu sangat menyulitkan Amal ketika hendak berkendara, karena dia nggak memiliki SIM. Amal juga bahkan pernah mencoba untuk mengakalinya dengan membawa bukti tanda lulus tes SIM yang didapatkan ketika tes SIM, namun pihak kepolisian nggak bisa menerima, karena yang resmi hanyalah SIM.

Kisah serupa ternyata sempat terjadi pada tahun 2007 setelah Profesor Peter Itin yang berasal dari Swiss, mengungkapkan ada keluhan dari salah satu pasien wanitanya yang gagal masuk Amerika Serikat, karena data dirinya nggak muncul ketika dia sedang melakukan scan sidik jari.

Profesor Peter Itin dan ahli dermatologi, Eli Sprecher menjelaskan, bahwa penyakit yang sangat langka ini dinamakan dengan Adermatoglyphia. Hal ini membuat Profesor Peter Itin memberikan tawaran kepada para pria di keluarga Sarker untuk dilakukan penelitian, apakah mereka juga menderita Adermatoglyphia atau bukan. Namun Profesor Peter Itin menjelaskan bahwa ini hanya sekedar penelitian, dan bukan pengobatan.

<img style=

foto: Facebook/Pradip Kumar Nath

 

Namun kini hidup salah satu saudara laki-laki dari keluarga Sarker yang juga nggak memiliki sidik jari, Apu, kini sudah menjadi lebih baik, karena Apu mendapatkan dokumen dengan aturan khusus, yaitu dia bisa mengurus segala dokumen tanpa harus menggunakan sidik jari, dan digantikan dengan scan retina mata.