Brilio.net - Orang bilang, hubungan perasaan antar saudara kandung tak bisa hilang sampai kapan pun. Apapun yang terjadi pada adik atau kakak, pastilah akan ikut merasakan. Seperti halnya kisah adik-kakak yang berasal dari Filipina Jessie Hallig (22) dan Rhamil (29).

Jessie menerima kabar bahwa kakaknya, Rhamil sedang sakit keras. Mendengar berita tersebut, Jessie memutuskan untuk pulang dan mendatangi sang kakak untuk terakhir kalinya.

pria kayuh sepeda © 2017 facebook.com/jessie.hallig

Sayangnya, Jessie yang tinggal di Pasig City tidak memiliki uang untuk melakukan perjalanan ke rumahnya di Barangay Hinangra, kota Magallanes di Provinsi Sorsogon. Namun, keinginan untuk menemui kakaknya begitu besar. Akhirnya, Jessie memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Kota Pasig, Manila menuju Bicol, Sorsogon dengan jarak tempuh 600 kilometer menggunakan sepeda gunung miliknya.

Pada tanggal 16 Januari, Jessie mengunggah beberapa foto ke Facebooknya dengan caption berikut ini:

"Magba-bike ako para sayo kuya rham. Gusto ko lumaban ka. Kaya mo yan, Kaya natin. Gagaling ka. Padyak koi to para sayo."

"Aku akan mengendarai sepeda ini untukmu Rham. Aku ingin kamu berjuang. Kamu pasti bisa. Kita pasti bisa. Kamu akan sembuh. Perjalanan ini adalah untuk kamu."

pria kayuh sepeda © 2017 facebook.com/jessie.hallig

Netizen yang melihat foto dan cerita yang diunggah Jessie tergerak untuk menemani perjalanannya dengan cara berkonvoi.

Melihat hal tersebut, Jessie mengaku tak merasa lelah. Karena selain memikirkan kakaknya, ia merasa gembira karena begitu banyak orang yang mendukungnya.

pria kayuh sepeda © 2017 facebook.com/jessie.hallig

Sebenarnya, kakak Jessie telah menerima perawatan di rumah sakit selama lima hari.

Namun karena keterbatasan biaya, Rham terpaksa pulang. Sejak saat itulah kondisi Rham semakin memburuk. Rham kehilangan nafsu makan bahkan tidak bisa minum bubur dan susu.

Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan, akhirnya Jessie tiba di rumah.
Namun nahas, Rham telah meninggal dunia beberapa jam sebelum Jessie tiba.

pria kayuh sepeda © 2017 facebook.com/jessie.hallig

Rham meninggal pada 19 Januari pukul 8.25 waktu setempat. Rham meregang nyawa karena penyakit Immuno-compromise Pneumonia.

Jessie merasa terpukul dengan kenyataan yang ia hadap. Tangisan Jessie pun pecah. Meski tak bisa berbicara banyak, ia merasa bersyukur kepada semua orang yang mendukungnya.

"Terimakasih," katanya kepada semua orang yang bergabung dalam perjalanan bersamanya.