Brilio.net - Corona menjadi virus paling mengerikan pada 2020 ini. Tercatat, puluhan ribu kasus tersebar dari Wuhan China sampai Australia. Pemerintah China sendiri mengklaim total ada 811 orang meninggal akibat virus ini.

Angka fantastis ini melebihi virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pernah heboh pada era 2000-an. Pemerintah dari seluruh dunia berusaha penuh agar virus ini tidak semakin menyebar ke berbagai belahan dunia.

Aktivitas di kota Wuhan sendiri sekarang hampir seperti kota mati. Kota metropolitan ini sekarang dalam kendali penuh pemerintah China. Warga dilarang bepergian jika tidak mempunyai kepentingan.

Cerita horror datang dari berbagai sisi. Kali ini, pekerja krematorium kota Wuhan bekerja keras untuk mengkremasi mayat-mayat korban Coronavirus. Pemerintah China melarang secara resmi segala jenis upacara dan penguburan yang melibatkan korban coronavirus yang berasal dari kota Wuhan.

mayat coronavirus wuhan istimewa

foto: worldofbuzz.com



Dilansir brilio.net dari laman resmi New Zealand Herald, Minggu (9/2), mengatakan bahwa mayat langsung dikirim dari rumah sakit ke krematorium. Keluarga korban tak bisa berbuat banyak dalam hal ini. Banyak mayat juga yang diduga langsung dikremasi tanpa melalui pencatatan terlebih dahulu.

Sumber yang diwawancarai oleh New Zealand Herald mengatakan bahwa Pekerja krematorium mengklaim harus bekerja keras 24/7. Pekerja mengklaim mereka membakar sekitar 100 mayat setiap harinya sejak 28 Januari kemarin.

"90% Dari kami bekerja setiap saat dan tak bisa pulang ke rumah. Setiap lokasi kremasi bekerja 24 jam setiap harinya, " ujar salah satu pekerja seperti dilansir dari worldofbuzz.

Pekerja bahkan mengatakan tak bisa leluasa makan minum. Ke toilet pun sangat susah karena sekalinya baju proteksi dilepas, baju tersebut tak bisa digunakan lagi. Pekerja harus ekstra hati-hati agar tidak turut terjangkiti Coronavirus.