Brilio.net - Parahnya kondisi Palu usai gempa membuat banyak orang kehilangan anggota keluarganya. Banyak dari mereka yang belum bertemu, bahkan belum diketahui kabarnya pascakejadian bencana alam tersebut.

Salah satu yang mengalaminya ialah Anjas Firmansyah. Sejak gempa 7,4 SR tersebut ia belum menemukan istrinya yang bernama Atri dan anak keduanya bernama Fajar.

Segala cara ia lakukan untuk bisa bertemu atau bahkan hanya sekadar mendapat info pasti mengenai kondisi istri dan anaknya tersebut. Dengan menuliskan nama anak dan istrinya pada sebuah kardus yang ia ikatkan di tubuhnya, Anjas berjalan kaki beberapa kilometer mendatangi posko bencana dan juga rumah sakit di sekitar Palu.

kisah anjas cari keluarga © Instagram/@actforhumanity

foto: Instagram/@actforhumanity

Anjas mengaku terakhir kali bertemu dengan istrinya sesaat sebelum gempa. Sang istri sempat memberitahu bahwa ada gempa besar mengguncang Donggala. Namun ia tak menghiraukan kemudian pergi ke kamar mandi. Tak lama dari itu gempa mengguncang. Anjas yang panik ke luar dari rumah hanya dengan menggunakan handuk.

"Kejadiannya beberapa menit menjelang maghrib. Saya lihat tanah terangkat, saya lari ke atas atap, selamatkan diri. Kaki saya sempat terjepit kayu-kayu di atap, saya coba keluarkan kaki, rupanya bisa. Saya terus berjalan menelusuri atap, saya lihat ada masjid sampai bisa bergerak ke arah timur, bergerak karena guncangan,” tutur Anjas seperti brilio.net kutip dari akun Instagram @actforhumanity.

Itulah saat terakhir Anjas berkomunikasi dengan istrinya. Ia juga kehilangan salah satu anaknya. Beruntung ia bertemu dengan anak pertamanya dan langsung menggandeng untuk menyelamatkan diri bersama.

kisah anjas cari keluarga © Instagram/@actforhumanity

foto: Instagram/@actforhumanity

Perumnas Balaroa, wilayah tempat Anjas dan keluarganya tinggal, memang mendapat dampak yang luar biasa karena gempa dahsyat tersebut. Bahkan perumahan padat penduduk itu mengalami kerusakan 100 persen.

Anjas mengatakan kondisi saat gempa tersebut sangat mengerikan, tanah amblas dan aspal terangkat seperti terlipat. Ia sudah mencoba memanggil nama istri dan anaknya dengan keras. Namun tetap tak ada jawaban dari keduanya.

Lalu ayah dua anak ini beserta 20 orang warga Perumnas Balaroa lain memutuskan untuk berusaha mencari pertolongan terlebih dahulu. Kaki Anjas mendapat lima jahitan setelah tertimpa reruntuhan kayu saat mencoba untuk menyelamatkan diri.

“Saya cari dengan panggil-panggil nama mereka. Saya teriak, ‘Atri, Fajar, kalian di mana?’, keras-keras saya teriak. Sudah mengelilingi berkali-kali, tetap tidak berhasil ketemu,” kata Anjas.

kisah anjas cari keluarga © Instagram/@actforhumanity

foto: Instagram/@actforhumanity

Kisah mengharukan ini banyak mendapat perhatian setelah Aksi Cepat Tanggap mengunggahnya di Instagram. Banyak warganet yang salut dengan keoptimisan seorang kepala keluarga ini dalam mencari anggota keluarganya.

"Semoga dipertemukan ya Allah dengan keluarganya," tulis akun @glitzendglam.

"Benar-benar tersentuh sama usaha Bapak, Semoga cepat diketemukan dengan istri dan anaknya ya Pak," ujar akun @dwyuliaan.

"Ya alloh bapak gak tega saya liatnya buka ig semua isinya bikin saya gak sanggup liat nya bukannya gak peduli tapi saya cengeng suka sedihhhhhhhhhhhhhh semoga segera di pertemukan amin ya rabbal alamin," harap akun @rizkiputri06.