Brilio.net - Masa kanak-kanak harusnya menjadi masa yang paling membahagiakan. Saat-saat tersebut seorang anak akan mendaptkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Namun tentu saja kebahagiaan masa kecil tidak dapat dirasakan oleh setiap anak.

Seperti salah seorang wanita ini, ia harus mengalami pasang surut kehidupan sejak masih anak-anak. Menjadi anak tunggal, ia harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Ia terpaksa rela melepas kepergian kedua orangtua dan hidup seorang diri.

Dilansir dari sebuah video yang diunggah akun Instagram @insta.nyinyir, Selasa (6/7) siapa sangka, kehidupan bocah berwajah manis dalam potret lawas itu harus dilalui dengan banyak ujian. Kisahnya berawal dari kehidupannya sebagai anak tunggal dari pasangan suami istri yang telah menanti buah hati selama 7 tahun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Insta Nyinyir (@insta.nyinyir)

 

"Aku anak satu-satunya dari mereka yang dulu berjuang selama 7 tahun untuk mendapatkan aku. Mereka selalu kasih yang terbaik buat aku," tulis wanita tersebut dalam video.

<img style=

foto: Instagram/@insta.nyinyir

Kebahagiaan yang dirasakannya justru sesaat. Saat duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar, sang ibunda meninggal dunia lantaran kecelakaan.

"2010 aku masih kelas 2 SD, mamah kecelakaan waktu bawa motor dan mamah meninggal. Raga yang kecil waktu itu sudah merasakan patah hati yang hebat, sangat sedih tiada dua ditinggal bidadarinya," ceritanya.

Satu tahun usai ibunda meninggal dunia, sang ayah justru menikah kembali dan ia tak mau tinggal bersama dengan keluarga baru.

"Selang 1 tahun mamah meninggal, papah menikah lagi. Dan saat aku masih kelas 6 SD, aku ditinggal untuk hidup sendiri. Aku gak mau ikut mereka karena aku gak bisa meninggalkan rumah mamah sendirian," sambungnya.

<img style=

foto: Instagram/@insta.nyinyir

Meski tak tinggal satu rumah, namun sang ayah masih terus memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus. Tak ada yang berubah dari sosok ayah kandungnya meski telah berumah tangga kembali.

"Papah tentunya sering telepon aku dan tengokin sebulan sekali. Walaupun kita gak tinggal bareng, papah selalu turutin apa yang aku mau asal itu hal positif," lanjutnya.

Namun, lagi-lagi kebahagiaan itu hanya dialaminya sementara waktu. Menjelang kepergian sang ayah, ia sempat berbincang dengan mendiang melalui sambungan telepon. Rupanya pembicaraan itu merupakan kali terakhirnya ia berkomunikasi dengan sang ayah.

"Waktu itu aku sudah kelas 12, sore papah telepon aku, kita obrolin masalah kuliah aku nanti. Besoknya aku masih gak menyangka, papah tinggalin aku benar-benar sendirian. Waktu itu dunia aku hampa, kosong, dan gelap," ujarnya.

Ia diliputi perasaan kacau, sedih, dan kesepian. Seiring berjalannya waktu, ia justru mengungkap keburukan sang ibu tiri.

"Setelah 1 tahun kematian papah, aku baru tahu keburukan bunda tiri aku, sakit tahu kenyataannya. Tapi aku cukup diam dan tunggu Tuhan yang membalasnya," ceritanya.

<img style=

foto: Instagram/@insta.nyinyir

Kedua orang tua telah pergi. Namun, ia masih merasa bersyukur lantaran diberi kesempatan hidup bersama orang-orang baik di sekelilingnya. Hidup sendirian memang tak mudah, namun akan selalu ada orang-orang mendukung serta peduli.

"Sekarang walaupun aku sering merasa kesepian, tapi aku harus benar-benar kuat buat menjalani semuanya. Aku memang belum bisa kuliah, tapi aku bersyukur masih diberi kehidupan dan sedikit pekerjaan yang cukup untuk diriku sendiri. Banyak orang-orang baik di sekeliling aku juga yang selalu support dan bantu aku. Terima kasih, orang baik," pungkasnya.