Brilio.net - Soal ujian tentu dibuat oleh guru atau orang yang sangat paham tentang pendidikan. Pembuat soal juga harus berhati-hati dalam memilih diksi serta contoh kasus dalam soal yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan peserta didik. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada soal ujian Sekolah Dasar (SD) berikut ini.

Dalam lembar soal ulangan untuk kelas II SD tersebut, muncul sejumlah kata-kata tidak senonoh, seperti pembunuhan serta perceraian. Bayangkan saja, anak yang masih duduk di kelas II SD yang masih belajar tentang membaca harus memahami kata-kata tidak terpuji tersebut.

Agung Suharto Dirdjosbroto yang mengunggah foto soal tersebut pun merasa kecewa berat dengan soal ujian yang diberikan kepada anaknya itu.

"Bisa bayangkan anak kita yg di SD kelas II diberikan Soal ulangan yg seperti foto yg sy perlihatkan.... dimana mereka harus belajar mengenai "PEMBUNUHAN" dan juga "PERCERAIAN"... " kecam Agung melalui media sosialnya yang dikutip brilio.net, Senin (23/5).

"Anak saya di berikan PR oleh sekolahnya untuk dikerjakan selama libur panjang ini," imbuhnya.

Soal ujian SD kelas II © 2016 brilio.net


Dalam foto tersebut, salah satu soalnya berbunyi, "Bang Kusen dan Istrinya dibunuh oleh..". Sementara isi soal lain tidak kalah parahnya dengan soal sebelumnya. "Mengapa Bang Maman menyuruh Ijah bercerai, karena..."

Melihat soal ujian itu, netizen ikut dibuat geram melihatnya. Mereka menilai pembuat soal yang asal-asalan.

"Waduh.... gimana cara anak kelas 2 SD tahu kalau jawaban soal no 13 itu C...? Wkwkwkwkwk...... kecil2 diajari punya simpanan... buset dah...!" komentar Wiwied Soeparto.

"Pengalaman juga nich om.. Di buku lks kelas 3 udah ada pertanyaan tentang harga diri.. Lalu bagaimana sikap org yang tidak punya harga diri.. Sangat gak masuk akal.. Anak kelas 3 itu nalarnya blm samp ke sana.. Boro2 tau harga diri.. Buat anak kecil harga yaa untuk yg berhubungan dengan uang.. Ngawur bgt sistem pendidikan skrg..," timpal Farah Bida Raina.

"Ga kreatif banget yah....apa ga bisa bikin cerita yang lain?atau menyadur dari cerita rakyat lokal tapi yang tidak menyerempet hal keji seperti itu.... Kalau mau bikin pesan moral ya cerita nya juga harus yang bermoral...ampun deh kenapa ga ada filter sebelum disebarkan ke siswa2 sieh...," tambah Melani Tasabah.