Brilio.net - Bermain layang-layang masih menjadi permainan menarik bagi anak-anak bahkan orang Indonesia. Di Indonesia, permainan ini masih dimainakan beberapa anak di berbagai wilayah. Nggak hanya sekadar untuk ajang hiburan, permainan ini bahkan dijadikan festival dan kompetisi dengan bentuk layangan yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

Nggak hanya di Indonesia, bermain layang-layang juga menjadi permainan favorit di India. Saat momen Hari Kemerdekaan India yang jatuh pada 15 Agustus, warga biasanya akan menerbangkan layang-layang tradisional berbentu bendera India yang menghiasi langit-langit India.

Meskipun merupakan permainan yang terlihat sepele, namun layangan ternyata bisa membawa malapetaka, terutama pada bagian benangnya. Seperti yang dialami oleh seorang gadis berusia empat tahun asal India ini. Gadis yang belum diketahui namanya tersebut harus merenggang nyawa setelah benang layangan yang dilapisi kaca menggorok lehernya.

Dilansir brilio.net dari japantimes.co.jp pada Selasa (27/8), kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (24/8) lalu saat sang gadis tersebut pergi bersama ayahnya ke sebuah kuil di New Delhi. Saat tengah mengendarai motor bersama sang ayah di perjalanan menuju kuil, gadis tersebut terjerat benang layangan berlapis kaca yang hampir memotong setengah lehernya.

Bermain layangan memang menjadi salah satu jenis permainan favorit di India. Beberapa tahun belakangan ini, orang-orang mulai menggunakan benang yang dilapisi loga atau kaca untuk mengurangi layang-layang milik pesaing. Namun, hal tersebut rupanya membawa bencana bagi sebagian orang.

India Times melaporkan bahwa para dokter mengatakan jika jumlah kematian dan cedera melonjak pada saat Hari Kemerdekaan di India pada 15 Agustus lalu. Sebelum memakan korban gadis berusia empat tahun, seorang insinyur berusia 28 tahun meninggal di Hari Kemerdekaan ketika tenggorokannya terpotong karena benang layangan mengenainya saat mengendarai sepeda motor.

Nggak hanya itu, seorang anak laki-laki berusia tiga tahun juga dilaporkan tersengat listrik setelah benang layangan yang dilapisi loga yang diduga basah bersentuhan dengan kabel listrik. Tak cukup sampai di situ, bocah berusia tiga tahun juga menjadi korban setelah benang layangan menjerat lehernya saat ia mengendarai motor bersama sang paman.

Penggunanaan benang layangan berlogam dan berkaca pun ditentang oleh pihak berwenang dan para aktivis binatang. Pasalnya, benang layang model tersebut juga mengakibatkan burung-burung mengalami kecacatan dan bahkan terbunuh karena tali.

Akibat rentetan kejadian tersebut, pemerintah New Delhi akhirnya mengeluarkan larangan untuk menggunakan tali modifikasi tersebut kepada para produksi dan pembeli. Pemerintah menetapkan denda sebesar 100.000 rupee atau setara dengan Rp 19,9 juta untuk para pelanggar. Meskipun sudah dilarang, namun beberapa penjual di New Delhi masih menyediakan barang tersebut.