2. Selain bekerja sebagai abdi dalem, Nyah Song juga berjualan bunga untuk sesaji di Pesanggrahan Losari dan Langenharjo. Kala itu rumah ini tergolong rumah dalam kategori mewah pada zamannya lho.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky

3. Diketahui, tanah tempat membangun rumah ini dipatok dengan cetakan PB X yang menyiratkan bahwa tanah di bawah bangunan adalah milik dari keraton. "Dahulu rumah ini termasuk rumah megah. Penghuni dukuh Bacem kala itu rata-rata adalah abdi dalem Pesanggrahan Losari keturunan Tionghoa," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky

4. Penampakan bagian genting rumah yang terlihat masih kokoh. Menurut sejarah, konon rumah ini juga dipasangi sebuah tumbal. Itu semua bertujuan agar rumah ini tidak bisa dijual oleh keturunannya sehingga menjadi abadi.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky

5. Diketahui pada tahun 1988, rumah itu sudah mendapatkan ganti rugi pembuatan bantaran sungai walaupun status Nyah Song masih Warga Negara Asing (WNA), namun hingga saat ini masih berdiri sebagai rumah monumen peracik teh istana yang mumpuni.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky

6. Nyah Song dikenal sebagai seorang abdi dalem peranakan Tionghoa yang begitu andal dalam meracik teh. "Selain itu dia jg menyediakan racikan teh istana yang disukai raja waktu itu.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky

7. Nyah Song bertanggung jawab dalam hal 'Unjukan', jamu, serta caos dahar pusaka-pusaka Raja yang diatur Nyah Song dibantu asistennya Lhok Lan. Jamuan teh sering diadakan seiring banyaknya tamu Eropa yg diundang ke Pesanggrahan Langenharjo waktu itu" tulis keterangan dalam unggahan potret.

rumah Nyang Song peracik teh keraton Jogja Instagram

foto: Instagram/@kanjengnuky