Brilio.net - Menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19 banyak orang harus menghabiskan waktunya di rumah. Hampir semua kegiatan yang biasanya dilakukan di luar rumah, kini beralih di rumah. Mulai dari pekerjaan hingga proses belajar mengajar.

Sudah hampir seluruh negara memberlakukan hal serupa demi memerangi penyebaran virus corona. Memang sangat membosankan, namun tak ada yang bisa dilakukan selain mendengarkan anjuran pemerintah, karena memang penyebaran virus corona sangat cepat. 

Selama berada di rumah, tingkat kebutuhan orang akan internet semakin meningkat. Tak hanya para pekerja saja, namun juga mereka yang masih menempuh pendidikan. Selama anjuran belajar di rumah bukan berarti anak-anak libur dan tidak melakukan apapun. Mereka justru dituntut untuk belajar layaknya di sekolah.

Untuk memastikan para pelajar tidak ketinggalan mata pelajaran, maka yang dilakukan adalah mengadakan kelas online. Namun sayang, dalam kondisi seperti ini ada beberapa pihak tidak bisa mengikuti anjuran tersebu. Pasalnya mereka tidak memiliki alat yang mendukung, seperti ponsel ataupun laptop.

Kisah haru ini terjadi di Thailand, dilansir brilio.net dari borakdaily.com, Rabu (20/5), seorang nenek berjuang untuk membelikan ponsel dengan uang yang dia miliki agar sang cucu bisa mengikuti kelas online selama pandemi.

 

Kisah perjuangan nenek beli HP untuk cucu Istimewa

foto: borakdaily.com

Sang nenek hanya memiliki uang kurang lebih Rp 913 ribu untuk membeli ponsel. Dengan uang yang dia miliki, nenek tersebut bertanya ke sejumlah toko, apakah ada ponsel pintar dengan harga tersebut. Ia sangat ingin membelinya untuk sang cucu agar tidak ketinggalan pelajaran.

Salah satu pemilik toko mengatakan, walaupun nenek bisa memiliki smartphone dengan uang yang ia miliki itu, tantangan selanjutnya adalah mendapatkan sambungan internet, di mana ia harus membeli paket data internet setiap bulannya.

Kisah perjuangan nenek beli HP untuk cucu Istimewa

foto: borakdaily.com

Dalam kondisi seperti sekarang ini, mungkin bagi siswa yang berkecukupan mampu belajar online dengan fasilitas di rumah. Namun untuk siswa yang tidak mampu ini menjadi tantangan dan kesulitan tersendiri. Tak hanya harus mendapatkan smartphone atau laptop yang mendukung, namun juga harus memikirkan untuk mendapatkan sambungan internet.