Brilio.net - Virus Corona atau Covid-19 telah menjadi pandemi di dunia. Nyaris tidak ada negara yang luput dari sentuhan virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, Tiongkok itu. Semenjak kasus pertama pasien positif Corona diumumkan di Indonesia, jumlahnya pun kian bertambah. Sampai saat ini penyebaran virus ini masih dipantau.

Dilansir brilio.net dari antaranews.com, pada Rabu (25/3), Juru Bicara Presiden untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan hingga Selasa (24/3) jumlah kasus warga yang positif terpapar virus Corona di Indonesia bertambah 107 kasus. Dengan demikian total menjadi 686 orang positif Corona dengan angka kematian bertambah tujuh hingga 55 orang.

Di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19, tenaga medis menjadi pejuang di garda terdepan dalam menolong masyarakat. Namun ada kisah pilu di balik perjuangan mereka. Seperti yang dialami dokter dan perawat di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Paramedis tersebut justru mendapat perlakuan tak menyenangkan karena tiba-tiba diusir dari kosan yang disewa.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, membenarkan adanya aduan dan keluh kesah dari paramedis tersebut. Pengusiran terhadap dokter dan juga perawat pasien Corona oleh tetangga di lingkungan domisili tinggal mereka di Jakarta Timur, terjadi sejak Minggu (22/3) lalu.

"Laporan ini kami terima pada Minggu(22/3) lalu. Tidak hanya perawat tapi juga dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan," Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhila, dikutip brilio.net dari antaranews.com, Rabu (25/3).

Kini tenaga medis perawat pasien COVID-19 itu ditampung semnetara di salah satu gedung RSUP Persahabatan sebagai tempat tinggal sementara mereka.

Harif menduga, peristiwa itu ada kaitannya dengan rasa cemas dan ketakutan masyarakat terkait penyebaran Corona. Meski disebut hanya beberapa dari perawat yang mengadu, dia menyayangkan adanya tindakan tersebut.

"Menurut saya tidak harus seperti itu. Justru dalam masa-masa begini ini, ada perawat ada dokter di lingkungan kita malah harusnya bersyukur. Bisa menjadi tempat bertanya, tempat konsultasi, ya kan. Karena mereka tahu banyak soal seperti ini, supaya tidak salah informasi. Bisa menjadi sumber informasi yang utama harusnya untuk di bidang kesehatan," katanya.

Meski begitu, Harif tidak dapat menyalahkan kekhawatiran masyarakat terkait kondisi ini. Pasalnya, Covid-19 sudah menjadi pandemi global dan memberikan tekanan luar biasa besar terhadap psikologis setiap orang.

"Dari pihak kita ya sayang saja, harusnya senang ada tenaga kesehatan di sana," kata Harif.

Sejauh ini, ucapnya, belum ada laporan dari rumah sakit lain yang mengalami hal serupa. Dia berharap masyarakat dapat memahami kondisi para petugas medis dan bekerja sama dalam memberikan pertolongan.

"Rumah Sakit Persahabatan sedang berusaha mencarikan alternatif sementara ya. Infonya rumah sakit juga sedang mencarikan," Harif menandaskan.