Brilio.net - Novelis yang namanya tenar setelah menerbitkan Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi, berkesempatan melakukan soft launching buku terbaru yang dijuduli Anak Rantau pada ASEAN Literary Festival ke-4, Sabtu (5/8). Ahmad Fuadi memilih mengawali penjualan novelnya melalui toko buku online. Selama satu bulan penjualan, novel ini menjadi yang paling dicari di situs online bukukita.com.

Namun, kesuksesan ini diikuti dengan peredaran novel imitasi yang harganya jauh di bawah harga penerbit. Hal itu diketahui sendiri oleh Ahmad Fuadi secara tak sengaja melalui Instagram.

"Saya lagi lihat Instagram dan ketik hashtagnya. Kok covernya mulus sekali. Jadi penasaran. Ternyata di Instagram dijual Rp 30 ribu," terangnya saat ditemui brilio.net di booth Falcon Publishing di Asean Literary Festival pada Minggu (6/8).

Setelah mencoba menelusuri lebih lanjut, dia menemukan bahwa banyak penjual yang menawarkan novel barunya itu dengan harga di bawah Rp 50 ribu. Padahal harga yang dipatok penerbit adalah Rp 90 ribu.

Ahmad Fuadi mengaku menyayangkannya. Ia menyebut tindakan itu berarti tak menghargai hak intelektual penulis. Ia pun mendorong para pembaca untuk memastikan membeli buku yang asli, bukan bajakan.

"Hak penulis dan penerbit tidak ditunaikan. Tidak sehat untuk dunia literasi Indonesia," ungkapnya.

"Kalau harga bukunya di bawah Rp 50 ribu, itu bisa dipastikan bajakan. Nggak mungkin harganya jauh lebih murah. Tekstur cover yang bajakan juga halus, tidak seperti aslinya," tambahnya.

Meski begitu, Ahmad Fuadi tetap mencoba mengambil sisi positif dari kejadian itu. Menurutnya, dengan pembajakan novel ini bahkan sebelum beredar di toko buku, menandakan bahwa karyanya diminati masyarakat.

"Kalau sampai dibajak berarti buku saya dibutuhkan karena isinya banyak dicari. Kalau kesal ya memang tidak ada habisnya," katanya.

Rencananya, novel Anak Rantau akan beredar di toko buku di kota-kota di Indonesia pada pertengahan Agustus.