Brilio.net - Meskipun bedah kosmetik dapat melakukan keajaiban merubah penampilan diri seseorang, ada pula cerita horor di luar sana mengenai bedah plastik yang dilakukan oleh ahli bedah licik dengan memanfaatkan potongan harga atau harga murah.

Salah satu kasus yang tak mengenakkan ini dialami oleh wanita berusia 29 tahun, Leah Cambridge dari Inggris. Wanita ini meninggal di meja bedah kecantikan Elite Aftercare di Izmir, Turki. Ibu dari tiga anak ini melakukan operasi permak pantat Brazillian (Dimana lemak diambil dari pinggang dan disuntikkan ke pantat) Namun, pasien tersebut meninggal setelah lemak memasuki peredaran darah.

Tak hanya Leah, seorang wanita mengalami efek samping dari hasil operasi murahan di klinik kecantikan yang tak resmi tersebut. wanita ini mengalami kelainan pada mata sebelah kirinya yang kemudian besar sebelah , setelah sebelumnya ia melakukan operasi untuk kantung mata.

Kini Laura Franks, dari Atlanta, Georgia berbagi pengalaman buruknya saat operasi plastik. Dia berharap orang lain tidak mengalami hal serupa dengan dirinya. Ibu dua anak itu pergi ke Kolumbia untuk melakukan perubahan pada fisiknya, di bulan Februari. Dia melakukan sedot lemak dan permak pantat dengan biaya yang tak murah, yaitu $500 atau sekitar Rp 5 juta.

 Laura socialnewsdaily.com/

"Saya yakin, saya akan pulang dengan kantong mayat" ujarnya dilansir brilio.net dari socialnewsdaily.com, Kamis (18/10).

Saat Laura memutuskan untuk melakukan operasi, menurutnya ini adalah satu-satu cara agar kepercayaan dirinya kembali. Laura menghabiskan waktu satu tahun untuk melakukan riset secara menyeluruh atas pilihannya tersebut. Ia mencari tahu testimoni setiap pasien melalui online.

Namun saat ia telah menemukan pilihan dan mendatangi tempat tersebut, kekhawatiran Laura meningkat. "Saya melihat ke sekeliling, ada hal-hal yang tidak beres, ada kursi teras plastik di kamar dan barang-barang pribadi staff seperti tas dan sebagainya" Jelas Laura, mecoba menggambarkan tempat itu.

Tak hanya itu, kekhawatiran Laura juga dirasakan saat ia akan memulai operasinya, suntikan jarum terasa sangat menyiksanya. Banyak yang bertanya kepada Laura, mengapa diam saja, dan tidak melawan? Laura sendiri bingung dengan kondisi seperti itu, terlalu cepat dan membingungkan.

 Laura socialnewsdaily.com/

Laura bercerita, walaupun merasa khawatir, namun operasi berjalan dengan lancar. Pemulihan Laura tampak berjalan dengan lancar, namun ketika perban dibuka, lima hari kemudian timbul bercak merah di perutnya.

Staf klinik mengatakan, bahwa Laura hanya butuh udara segar atau oksigen. Laura akhirnya melakukan tahap tersebut, di mana ia menghirup 100% oksigen, dengan harapan mempercepat kesembuhan. Namun kesehatan Laura kian hari kian memburuk. Laura pun dilarikan ke rumah sakit lain.

 Laura socialnewsdaily.com/

Di rumah sakit yang baru, Laura menjalani operasi ulang untuk menghilangkan daging yang membusuk dan menghentikan infeksi agar tidak menyebar. Sebulan kemudian Laura diberi izin pulang ke Amerika Serikat, dengan catatan dia harus pindah ke rumah sakit lain.

Untungnya, keluarga Laura menemukan tim ahli bedah untuk perawatannya, di Denver, Colorado, yang mencangkokkan kulit dari kakinya ke perut.

Dalam kasus Laura, dokter menemukan tiga jenis bakteri, yang ia dapatkan selama tinggal di Kolumbia. Dua jenis bakteri yang ditemukan pada tubuh Laura merupakan jenis bakteri yang belum pernah di temukan di AS sebelumnya. Dokter mengatakan, bakteri tersebut berasal dari peralatan yang terkontaminasi.

Laura sempat dikatakan memiliki peluang hidup sangat kecil. Dikarenakan bakteri tersebut resistan terhadap obat. Berkat bantuan ahli medis dan mendapatkan obat-obatan terbaik, nyawa Laura terselamatkan.