Brilio.net - Gudang petasan di kompleks Pergudangan 99 di Kosambi, Tangerang ludes terbakar si jago merah, Kamis (26/10). Diperkirakan ada puluhan orang meninggal dunia dan masih banyak lagi yang terluka akibat kebakaran ini. Pihak kepolisian hingga kini masih mencari tahu penyebab kebakaran gudang petasan yang diperkirakan terjadi tadi pagi pukul 08.30 WIB.

Belum ada penjelasan resmi dari pihak kepolisian, namun beberapa fakta mulai terkuak satu per satu. Berikut 5 fakta kebakaran gudang petasan di Kosambi yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber.

1. Diawali bunyi ledakan keras sebelum kebakaran.

Saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran di gudang petasan Kosambi ini. Namun, menurut saksi sebelum api berkobar, sempat terdengan bunyi ledakan keras. Asap pekat terlihat membumbung tinggi dari tempat kejadian dan api begitu cepat membesar lalu melalap bangunan gudang.

2. Korban tewas sudah 47 orang dan masih bisa bertambah lagi.

Pihak kepolisian mencatat korban tewas gudang kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, mencapai 47 orang. Para korban kini sudah dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Dari 47 korban meninggal itu, 39 korban dibawa ke RS Kramat Jati. Sementara 8 korban tewas lainnya masih belum dievakuasi.

3. Puluhan korban dalam kondisi tertumpuk.

Puluhan korban tewas ditemukan dalam kebakaran gudang petasan di kompleks Pergudangan 99 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Saat ditemukan, puluhan korban dalam kondisi bertumpuk. Diduga hal itu terjadi lantaran gerbang pabrik terkunci saat indisen.

4. Untuk memadamkan kobaran api dikerahkan 10 unit mobil pemadam.

Dinas Damkar Kabupaten Tangerang harus mengerahkan 10 unit mobil pemadam untuk menjinakkan api yang cepat membesar. Sejumlah warga yang dekat dengan lokasi juga turut membantu evakuasi pekerja dan pemadaman api yang terlihat sangat besar itu.

5. Korban luka bakar capai 90 persen.

RSUD Kabupaten Tangerang merawat tujuh korban yang menderita luka bakar. Sebagian besar korban mengalami luka bakar mencapai 90 persen dan kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.