Brilio.net - Orangtua merupakan suatu yang berharga, karena mereka kita ada di dunia ini, karena mereka pula kita mengenak banyak hal. Kasih sayang orangtua sangat dibutuhkan oleh siapapun, terlebih merek yang masih sangat belia.

Jauh dari orangtua bukanlah hal mudah, tak sedikit orang di luar sana merindukan kedua orangtuanya. Bahkan mereka yang terpisah dari orangtuanya rela mencari ke manapun. Seperti beberapa kisah anak berikut ini, merasa rindu pada orangtuanya memutuskan untuk nekat mencari hingga ke luar daerah atau luar kota sekalipun.

Apapun mereka lakukan agar bisa bertemu orangtuanya. Berikut ini kisah haru anak mencari orangtuanya seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (23/5).

1. Kakak adik nekat bersepeda Pemalang-Jakarta cari ibunya.

Kisah haru anak cari orang tuanya yang terpisah Istimewa

foto: merdeka.com

Tahun 2014 silam, orang ramai membicarakan kisah kakak beradik yang rela ke luar kota untuk mencari orangtuanya. Kedua bocah kakak beradik di bawah umur Supandi (11) dan Firmansyah (9), naik sepeda dari Pemalang-Jakarta.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, keduanya begitu rindu pada ibu yang sudah lama merantau ke Jakarta bersama sang ayah. Dua bocah warga Desa Suru, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu diketahui berangkat dari rumah pukul 11.00 WIB sepulang sekolah. Keduanya mengaku sangat rindu kepada ibunya, karena sudah ditinggal pergi mencari nafkah, sejak satu bulan lalu.

Selama ditinggal, kedua siswa SD Negeri 03 Suru Pemalang itu hidup bersama sang kakek Wage dan neneknya Warnil. Bukan karena diperlakukan tidak baik yang menjadikan bocah malang ini pergi meninggalkan rumah.

Keduanya mengaku sangat merindukan sosok ibu yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang kepadanya.

Supandi dan adiknya Irfan, ditemukan oleh seorang pria warga Kota Tegal saat beristirahat di tepi Jalan Kolonel Sugiono. Raut wajahnya sangat pucat, lusuh dan tanpa mengenakan alas kaki. Saat ditanya, keduanya mengaku kelelahan dan tidak memiliki bekal apapun untuk pergi ke Jakarta.

Pria yang diketahui bekerja menjual gas keliling itu sangat terkejut hingga akhirnya mengajak Supandi dan Firmansyah untuk makan di sebuah warung tenda dekat Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Dengan lahapnya, kakak beradik ini menikmati makanan Warung Tegal yang sederhana dan murah itu.

Usai makan, kedua bocah anak pasangan Lastri dan Ujang itu diserahkan kepada Kantor Dinsosnakertrans Tegal untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sebab, keduanya sangat terlihat lemas dan letih untuk bersepeda.

Oleh Kepala Dinsosnakertrans Kota Tegal, Joko Sukur Baharudin bocah-bocah langsung dilarikan ke panti asuhan Suko Mulyo untuk mendapat perawatan.

"Mereka ditemukan karyawan gas keliling dan diserahkan kepada kami. Kemudian mereka kami kirim ke panti asuhan biar bisa mandi, lalu diberikan sepasang baju, sandal dan makan malam. Rencananya, Rabu pagi ini, mereka akan kami pulangkan ke Bantarbolang," ungkap Joko Sukur.

Joko menuturkan, keduanya akan dipulangkan ke daerah asal, lantaran dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk menghubungi kedua orang tuanya yang kini berada di Jakarta.

"Sangat rawan sekali bagi keamanan mereka. Lebih baik kami pulangkan ke rumah dan menghubungi orang tuanya agar bisa pulang," ucapnya.

Kepada sejumlah wartawan, Supandi mengaku sengaja mengajak sang adik, Irfan untuk menemani dirinya ke Jakarta. Mereka sangat merindukan ibunya yang bekerja menjual mie di daerah Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

Sebelum pergi dari rumah, Pandi sempat berselisih dengan kakak tertuanya, Daryati (13). Sebab, Pandi sempat membuat adik sulungnya, Dimas Aji Saputra (4) menangis.

"Saya nggak boleh masuk ke rumah, gara-gara adik menangis. Saya dimarahi dan dituduh jahil kepada Dimas," ucapnya.

Perbuatan tersebut sontak membuatnya sedih dan mengingat sosok Ibu yang selalu memberikan perlindungan. Sekilas, dia akhirnya meniatkan diri untuk pergi menemui Ibunya di Jakarta.

Anak pertama pasangan Lastri dan Ujang yakni, Daryati (13), kemudian anak kedua Usmah Yuliana (11), ketiga Supandi, anak keempat Irfan Firmansyah (9) dan anak terakhir Dimas Aji Saputra (4).

2. Mencari ayah yang bekerja di Malaysia.

Kisah haru anak cari orang tuanya yang terpisah Istimewa

foto: Twitter/@indrianapipin1

Belum lama ini kisah seorang anak mencari ayahnya yang bekerja di Malaysia viral di Media sosial Twitter. Dengan menggunakan kata kunci "TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC", Ia berharap akan ada keajaiban setelah ia membuat suatu thread dalam Twitter pribadinya tersebut.

Pemilik akun Twitter @indrianapipin1 itu mengaku sangat merindukan ayahnya yang sudah lama terpisah dengan dirinya, yakni kurang lebih 13 tahun. Dari unggahan Twitter-nya, Indriana menyeritakan awal perpisahan dengan ayahnya. Ia pun ingin bertemu dengan sang ayah.

Ayahnya bernama Yayan Suwanto, warga asli Semarang pergi merantau untuk bekerja di Malaysia kurang lebih tahun 2007 silam. Yayan pergi ke Malaysia tanpa membawa telepon genggam karena telah diberikan kepada putrinya, Indriana.

Rasa sesal kerap kali dirasakan oleh Indriana karena saat itu meminta telepon genggam milik ayahnya.

"Terakhir kali ayah pulang waktu aku masih TK, waktu ayahku balik ke Malaysia ayahku gak bawa hp, karna waktu itu hp ayah di tinggal buat aku (karna aku rewel minta hp ayah, makanya aku suka nyalahin diri aku sendiri kalo ayah gak pulang gara2 aku), dan ibu udh kasih kontak sini," jelas Indriana.

Sejak saat itu, ayah Indriana tidak pernah memberi kabar kepada keluarganya di Indonesia. Indriana juga mengaku telah mencari ayahnya melalui media sosial dengan harapan sang ayah juga memiliki akun media sosial yang dapat dihubungi.

Namun hingga saat ini, keberadaan serta kabar Ayah Indriana belum diketahui. Dengan membuat unggahan thread pada Twitter pribadinya, Indriana berharap penuh bahwa keberadaan ayahnya segera ia temukan.

3. Kisah pria, dulu dibuang dan sekarang mencari orangtuanya.

Kisah haru anak cari orang tuanya yang terpisah Istimewa

foto: Media Malaysia, Harian Metro.

Kisah ini terjadi pada 2017 silam, seorang pria bernama Mohamad Putera Zainuddin ramau menjadi perbincangan lantaran kisahnya yang mengharukan. Pria asal Malaysia ini, saat bayi, memang sempat menghebohkan orang-orang di Kuantan, pada 23 September 1996 lalu. Ia dibuang oleh orangtua kandungnya di halte bus.

Berita penemuan Zainuddin kecil bahkan sempat masuk koran-koran lokal. Kala itu kabarnya Zainuddin ditemukan oleh seorang bidan kampung lalu dibawa ke sebuah panti asuhan, sebelum akhirnya ada seorang wanita yang mengasuhnya.

Zainuddin beruntung memiliki orangtua asuh yang sangat menyayanginya. Ia bahkan bisa menempuh pendidikan tinggi Ilmu Kesehatan di Seremban, Negeri Sembilan. Meski hidup bahagia, Zainuddin tetap bertekad ingin mencari orangtua biologisnya.

Masa lalu yang dialami Zainuddin kemudian ia ceritakan kembali lewat media sosial dengan harapan ia bisa menemukan orangtua kandungnya.

Tapi sejauh ini belum ada kabar tentang mereka meski curhatan Zainuddin telah viral di media sosial dan dibagikan oleh banyak warganet. Dia bahkan telah melacaknya kembali ke panti asuhan yang membesarkannya.

Menurut Zainuddin, saat itu petugas panti asuhan sampai tak tega memberitahu fakta sebenarnya saat memeriksa catatan mengenai Zainuddin. Petugas panti asuhan kemudian menyerahkan file, lalu meminta Zainuddin untuk membaca catatannya sendiri. Ia kemudian merasa kecewa saat membaca catatan mengenai dirinya karena tidak menemukan informasi terkait orangtua kandungnya.

"Orangtua saya meninggalkan saya dalam kondisi bersih dan baik, mengenakan pakaian bagus dan bahkan selimut. Jadi, saya yakin ada beberapa keadaan tak terduga yang membuat mereka meninggalkan saya," kata Zainuddin.

Meskipun Zainuddin tidak dapat menemukan orangtuanya, sebuah stasiun televisi membawanya untuk menemui orang yang menemukannya, Abdul Khalid atau yang dikenal sebagai Paman Hamid.

"Saya tidak bisa membayangkan kesedihan yang dirasakan ibu saya saat dia harus meninggalkan saya sendirian di sana. Untung, Paman Hamid menemukanku," ujar Zainuddin saat melihat kondisi halte bus tempat di mana ia dibuang.

Lebih lanjut, Zainuddin menceritakan bahwa Paman Hamid menemukan dirinya saat dalam perjalanan untuk bekerja. Dia melihat tangan kecil Zainuddin dan pergi meminta bantuan pemilik toko terdekat. Menurut pengakuan penjaga toko, ia mendengar sebuah mobil berhenti di halte bus sekitar pukul 5.30 pagi namun dia tidak tahu siapa orangnya.

Zainuddin masih belum bisa menemukan keberadaan orangtuanya, namun ia belum putus asa dan mengatakan bahwa dia akan terus mencari.

Petunjuk selanjutnya yang dia ikuti adalah pergi ke Bachok, Kelantan dimana perawat yang merawatnya saat di panti asuhan masih hidup. Siapa tahu, dengan bertemu perawat tersebut bisa memberi petunjuk lain yang bisa menyatukan Zainuddin kembali dengan orangtuanya.

4. Kamarudin cari ibunya yang hilang di Malaysia.

Kisah haru anak cari orang tuanya yang terpisah Istimewa

foto: merdeka.com

Kisah mengharukan yang terjadi pada 2014 silam ini menceritakan seorang pria bernama Kamarudin Agus Tamanhuri yang selalu berharap bisa bertemu lagi dengan ibu kandungnya, Jannati Makyah, yang sejak 25 tahun pergi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com, buruh kontrak asal Brunowetan, Kecamatan Pakis, Surabaya, Jawa Timur itu tidak putus asa mencari ibunya sejak pertama kali menjejakkan kaki di Malaysia lima tahun lalu. Seperti ditulis Harian Metro, Malaysia.

Sejak meninggalkan kampung, kata Kamarudin, ibunya tidak pernah lagi berhubungan dengan anak-anaknya. Ketika itu ibunya mengikuti seorang lelaki sekampung ke Malaysia dan sejak itu tidak kembali pulang. Bahkan sama sekali tidak menghubungi mereka.

"Bahkan ketika ayah meninggal, ibu juga tidak pulang. Meskipun sudah puluhan tahun berpisah, seluruh keluarga di kampung berharap saya mencari ibu karena mereka senantiasa menunggu kepulangannya ke kampung halaman suatu hari kelak," katanya.

Kamarudin tidak tahu pasti apakah ibunya masih hidup atau tidak. Namun demikian dia tetap berharap bisa bertemu wanita yang telah melahirkannya itu.

Sesampainya di Malaysia, tepatnya saat bekerja di Seremban, Negeri Sembilan dan Jasin, Melaka, dia selalu bertanya pada pekerja asal Indonesia mengenai keberadaan ibunya itu.

"Walaupun sudah sekian lama berpisah, saya dan adik-adik serta keluarga di kampung selalu sedih jika mengenang beliau," kata Kamarudin yang sekarang sudah menikah dan dikaruniai tiga anak perempuan berusia empat hingga 13 tahun.

Semua cucu ibunya juga selalu bertanya keberadaan nenek yang tidak pernah mereka jumpai itu. "Saya berharap jika ibu masih ada, dapat menghubungi saya atau keluarga," katanya.