Brilio.net - Masa pandemi Covid-19 ini membuat banyak kebijakan berubah. Salah satunya proses belajar mengajar yang dialihkan ke sistem online.

Hal ini untuk meminimalisasi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Belajar di rumah ini diterapkan untuk anak sekolah, dari PAUD hingga perguruan tinggi. Imbauan tersebut akhirnya membuat sekolah dan kampus meliburkan proses belajar mengajar tatap muka dan mengganti dengan kelas online. Para guru dan murid ini biasanya berinteraksi via pesan singkat, video call atau fasilitas lain.

Berbagai cerita tentang sekolah online pun mewarnai linimasa media sosial. Salah satunya, kisah guru dan siswa yang telat menyadari bahwa mereka dari sekolah berbeda, bahkan lain kabupaten. Padahal, mereka sudah 3 bulan belajar online. 

Selama belajar online itu, tugas dari berbagai materi pelajaran disampaikan melalui pesan singkat di WhatssApp.

Sang guru yang diketahui bernama Harianto Andi Ma'tu ini baru sadar ketika sang murid mengklarifikasi nama sang guru karena sebelumnya menyebut guru dengan panggilan untuk guru wanita. Namanya pun jelas berbeda dengan dirinya. Guru yang disebutkan sang siswa ini sebenarnya merupakan rekan kerja Harianto.

Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Selasa (29/9). Kisah ini bermula saat Harianto Andi Ma'tu guru di Mamuju, Sulawesi Tengah ini mendapat pesan singkat dari siswa kelas 7 IPA pada 29 Juli 2020.

Sang murid mengumpulkan tugas pertamanya, ia juga mengecek nama dan alamat. Namun ia bingung dengan alamat yang ditulis sang murid. Hari pun berpikir sang murid hanya salah tulis alamat.

salah sekolah Berbagai sumber

foto: Facebook.com/harianto.andimatu

Ia juga menyapa Hari dengan sebutan 'Bu', padahal seharusnya menggunakan 'Pak'. Namun, Hari masih memaklumi karena mungkin belum kenal.

Pada Agustus sang murid mengirimkan tugas keduanya, tetapi sang murid masih memanggilnya dengan sebutan 'Bu'. Ia pun menjelaskan namanya berharap disapa dengan panggilan 'Pak'.

Hari mulai curiga saat sang murid tak pernah membahas aplikasi belajar online. Padahal, tugas dan modul ada di sana. Namun, dilain sisi ada seorang anak dengan nama mirip sudah mengirimkan tugas pekanan dari aplikasi. Masih sama, ia pun tetap disapa 'Bu' oleh sang murid.

Hari pun terus mencantumkan nama lengkapnya agar sang murid bisa memanggilnya dengan sebutan 'Pak'. Hingga akhirnya pada 24 September 2020, sang murid mengklarifikasi nama gurunya. "24 September 2020, ananda kembali bertanya perihal tugasnya dan mengklarifikasi nama gurunya, dengan Ibu U..?" ujar Hari di laman Facebooknya pada 25 September 2020 lalu.

Setelah sang murid mengonfirmasi nama sang guru, Hari pun baru menyadari bahwa muridnya berasal dari sekolah yang berbeda. Ia pun memeriksa kembali tugas yang sudah sang murid kumpulkan.

Saat ditelusuri, di catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik guru SMP Budong-Budong ini.

"Astaga, baru sadar ananda sepertinya bukan siswa dari sekolah kami. Saya kembali periksa foto jawaban modul yang telah dikirimkannya. Pada foto pertama tak ada yang aneh (kecuali alamat tadi), pada foto modul tugas ke 2 dan 3, saya perhatikan pada catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik saya (benar bahwa ananda bukan siswa kami). Tertulis nama dan nomor adik kelas, teman, rekan saya di kabupaten tetangga," ujar Hari di laman Facebooknya pada 25 September 2020.

salah sekolah Berbagai sumber

foto: Facebook.com/harianto.andimatu

Dalam lembar tersebut, tertulis nama rekan guru lain yang berbeda sekolah bahkan berbeda kabupaten. Murid berasal dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. Sedangkan, Hari berasal dari Mamuju, Budong-Budong Sulawesi Barat.

Ia pun mengklarifikasi kepada murid bahwa mereka berbeda sekolah, namun sang murid tetap boleh belajar bersama Hari.

Diunggah melaui akun Facebook Harianto Andimatu pada Jumat 25 September 2020 lalu, kisah unik ini mendapat perhatian warganet. Tak sedikit warganet yang ikut tergelitik sekaligus heran dengan kisah ini.

"Kak lucu, sejak awal dipanggil ibu," ujar salah satu akun Facebook.

"Hahahahaha lamanya nyasar," ujar warganet lainnya menimpali.