Prosesi Tawur Kesanga di Kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, Selasa (24/3/20) tetap dilaksanakan dengan sederhana. Berbeda dengan tahun lalu, mengantisipasi penularan infeksi virus Covid 19, kali ini PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko memberlakukan protokol pencegahan Covid terhadap setiap tamu yang masuk ke area Taman Wisata Candi Prambanan. Sikap tegas ini diambil mengingat lokasi Tawur Kesanga berada di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan.

GM Unit Taman Wisata Candi Prambanan Aryono Hendro Malyanto mengungkapkan bahwa ritual Tawur Kesanga kali ini bersifat internal dan tertutup. Karena itu pihaknya hanya mengizinkan tamu beridentitas resmi yang dapat masuk ke area candi. Sedangkan yang lain terpaksa ditahan di luar.

Sesuai daftar yang diserahkan panitia, Ritual Tawur Kesanga ini hanya akan diikuti oleh 60 orang saja. Tidak lebih, ujar Aryono kepada wartawan, Selasa (24/3/20).

Dijelaskan Aryono, sehubungan dengan adanya wabah Covid-19, sejak tanggal 20-29 Maret 2020 tidak beroperasi seperti biasanya. Meski demikian, TWC memberikan dukungan terhadap umat Hindu yang akan melaksanakan Ibadah Tawur Kesanga. Karena itu, nantinya TWC akan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Siapa saja yang datang harus menunjukkan identitas resmi dari panitia.

Di TWC ini ada Satgas Pencegahan Covid-19. Jadi yang bisa masuk kawasan hanya orang-orang yang namanya telah didaftarkan oleh panitia. Dari daftar tersebut nanti akan diterbitkan ID Card dan siapa saja yang tidak mampu menunjukkan ID Card tersebut, dengan sangat terpaksa tidak kami izinkan untuk masuk, tandas Aryono.

Terkait COVID-19, Ritual Tawur Kesanga hanya diikuti 60 orang

Foto: GM Unit Taman Wisata Candi Prambanan Aryono Hendro Malyanto

Aryono menyatakan, berdasarkan nama yang dilaporkan oleh panitia sampai saat ini terdapat 60 orang peserta yang terdaftar. Nama itu tidak akan ditambah agar lebih mudah melakukan kontrol dan tracing terhadap nama-nama yang dimaksud.

Pembatasan itu kita lakukan agar mudah melakukan kontrol. Jadi kalau terjadi apa-apa, mudah melakukan kontrol dan tracing-nya, ujar Aryono.

Sementara itu, Ketua Panitia Nyepi 1942 (2020) Wilayah Klaten Suyamto mengatakan bahwa Nyepi tahun ini memang bersifat internal. Bahkan umat Hindu pun tidak diperkenankan untuk hadir dalam ibadah kali ini. Mengenai 60 orang personel yang didaftarkan ke Satgas Cegah Covid-19 merupakan nama-nama Panitia dan Pimpinan Ummat yang akan melaksanakan prosesi Tawur Kesanga.

Yang kami daftarkan itu adalah panitia dan pimpinan umat saja. Tidak ada yang lain, tandas Suyamto.

Suyamto menegaskan bahwa tahun ini ritual Tawur Kesanga terpaksa dilaksanakan secara sederhana karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Bahkan pihaknya membatalkan acara seremonial dan menunda acara Gelar Budaya Pasraman yang semula direncanakan akan menghadirkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Maestro Tari Didiek Nini Thowok.

Oleh karena itu kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat Hindu yang berada di Jawa Tengah dan sekitarnya pihaknya meminta agar dapat memahami kebijakan dari pihak panitia, sebab situasi yang terjadi kali ini diluar harapan semua pihak.

Kebetulan Nyepi kali ini kita berada dalam suasana sedang prihatin. Jadi, mari sama-sama berdoa akan kondisi ini cepat pulih seperti sedia kala, tandas Suyamto. (*/Sulistyawan)