"Berpelukaaan". Mungkin kamu masih ingat kalimat yang lazim diucapkan para karakter di serial anak-anak Teletubbies?

Sebelum Teletubbies, ahli antropologi Garry Chapman dalam bukunya 5 Language of Love sudah mengungkapkan bahwa sentuhan fisik merupakan salah satu bahasa cinta yang berperan besar dalam merekatkan hubungan.

Ya, sebagai organ tubuh yang mendominasi bagi manusia, kulit tak hanya berperan melindungi tubuh dari bahaya eksternal, tapi juga mengaktifkan sensor data di otak. Dan sebuah pelukan ternyata mampu mengaktifkan respon kompleks yang menghangatkan hati serta membuat diri lebih tenang.

Kontak fisik ternyata baik bagi kesehatan, bahkan riset pun menunjukkan bahwa fenomena skin hunger memang benar-benar eksis adanya. Para peneliti menemukan, ketika kita mengalami stres, tubuh akan bereaksi melalui produksi hormon kortisol.

Ketika hormon ini beraksi, maka orang pun cenderung ingin membangun pertemanan atau koneksi sosial baru di lingkungannya. Rasa stres akan mendorong kita untuk mencari orang-orang yang bisa membantu atau setidaknya membuat diri merasa nyaman. Lalu, apa saja manfaat sentuhan atau peluk hangat sederhana bagi diri?

1. Mengurangi risiko sakit demam.

Tak disangka, ini 3 manfaat hebat pelukan bagi  jiwa dan raga

Hidup terkadang terasa berat, dan banyak di antara kita mungkin pernah mengalami stres tingkat tinggi yang akhirnya membuat fisik pun mudah sakit. Namun, dengan sentuhan hangat terkadang beban itu seolah tak seberat bayangan lagi, bahkan mampu menjadi pereda stres. Pada akhirnya peluk hangat pun bisa menyehatkan secara fisik. Fakta ini pernah dikemukakan oleh studi jurnal Psychological Science yang dipublikasikan pada tahun 2015 lalu.

Penulis pernah meneliti hubungan antara pelukan, dukungan sosial, dan kemungkinan terserang penyakit dari 404 relawan di daerah Pittsburgh. Rata-rata, para partisipan mengaku mendapat pelukan hingga 68 persen dan terdapat hubungan yang jelas di mana mereka yang kerap mendapat pelukan juga merasa mendapat dukungan sosial yang besar serta lebih minim terserang virus penyakit.

2. Meminimalkan risiko tekanan darah.

Tak disangka, ini 3 manfaat hebat pelukan bagi  jiwa dan raga

Penyakit yang kerap menyerang orang stres bukan cuma demam atau flu. Penyakit berbahaya seperti kardiovaskular juga menjadi penyebab utama kematian di berbagai negara di dunia yang berawal dari tekanan darah tinggi. Maka sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Biological Psychology tahun 2005 menyebutkan bahwa pelukan hangat mampu menurunkan risiko tekanan darah.

Dalam studi ini, sebanyak 59 wanita partisipan usia antara 20-49 tahun yang telah menikah diundang oleh si peneliti ke sebuah lab bersama pasangan masing-masing.Setelah datang, mereka kemudian dipisahkan selama 30 menit dengan pasangannya, dan kembali bersama selama 10 menit. Selama periode ini, pasangan akan didudukkan di sebuah kursi dan diminta saling berpegangan tangan. Mereka juga menonton video romantis dan diinstruksikan untuk saling berpeluk selama 20 menit pada akhir periode.

Setelah itu para pasangan pria diminta meninggalkan ruangan dan para wanita akan diberikan sebuah tes stres. Sebelum, selama, dan setelah tes stres, hormon oxytocin (kehangatan) diukur. Mereka juga diminta menjalani tes tekanan darah dan mengisi kuesioner, seberapa sering mereka memeluk pasangan masing-masing.

Hasilnya, semakin sering pelukan terjadi, maka semakin tinggi hormon oxytocin yang dihasilkan dan tekanan darah yang lebih rendah.

3. Memperbaiki suasana hati.

Tak disangka, ini 3 manfaat hebat pelukan bagi  jiwa dan raga

Sering adu argumen yang ujung-ujungnya terjadi kesalahpahaman dengan orang lain? Tak bisa dipungkiri, masalah kecil pun terkadang bisa membuat suasana hati kacau. Memeluk seseorang dapat membuat situasi menjadi tenang. Penelitian terbaru oleh Murphy dkk (2018), mengkaji beberapa orang dewasa yang ditanyai tentang konflik dengan orang lain dalam hidup mereka.

Studi itu juga mencari tahu hubungan konfilk, dengan perasaan baik atau buruk dan seberapa sering mereka menerima pelukan. Sebanyak 93 persen partisipan mengindikasikan mereka menerima peluk setidaknya sekali saat diwawancara, dan 69 persen partisipan pernah mengalami konflik sesekali dengan orang lain.

Hasilnya, para partisipan merasa lebih baik dibanding biasanya saat mereka bisa menerima setidaknya satu pelukan, dan merasa lebih buruk saat berkonflik dengan orang lain.

Namun pelukan memiliki efek protektif di mana para partisipan yang berpelukan minimal sekali sehari lalu mengalami konflik dengan orang lain esoknya, ternyata mereka mengalami penurunan terkait suasana hati yang buruk dibanding mereka yang tidak menerima peluk sebelumnya.