Ketika travelling ke suatu tempat, kamu pasti suka mencoba kuliner khas daerah tersebut. Tanpa sadar, kamukadang membandingkan kuliner tersebut dengan kuliner asal daerahmusendiri. Sepintas, beberapa kuliner khas satu daerah punya kemiripan dengan kuliner khas dari daerah lain. Pembedanya biasanya terletak dicarapenyajiannya saja.

Bagaimana dengan kuliner Bali dan Jogja? Kedua provinsi ini sama-sama menyuguhkan wisata yang menarik, selalu padat wisatawan di musim liburan, danternyata juga memiliki kuliner yang mirip, lho. Serupa tapi tak sama, yuk bandingkan kuliner khas asal Bali dan Jogja ini!

1. Nasi jinggo dengan nasi kucing.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Nasi Jinggo / foto: instagram.com/jinggo.omgundul706

Jika Bali punya nasi jinggo, maka Jogja punya nasi kucing. Kedua kuliner ini memiliki persamaan pada ukuran nasi yang sama-sama kecil dan biasanya dijual dengan harga murah. Kuliner ini pun dijajakan di pinggir jalan atau warung sederhana, bukan di restoran besar ataupun kafe.

Nasi jinggo dari Bali umumnya disajikan dengan daun pisang. Isinya adalah nasi putih dengan ukuran sekepalan tangan, ayam sisit (suwir), sambal, kering tempe, serundeng, mi goreng, dan telur setengah potong.

Isi nasi jinggo saat ini bisa bervariasi, beberapa penjual bahkan mengganti nasi putih dengan nasi kuning, sedangkan lauknya bisa ditambah daging sapi ataupun babi. Nasi jinggo dijual dengan harga berkisar Rp2ribu hingga Rp4ribu tergantung isi nasi jinggonya.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Nasi Kucing / foto: instagram.com/kuatjajan

Sedangkan Jogja terkenal dengan nasi kucing. Dinamakan nasi kucing karena porsinya yang sedikit seperti porsi makan kucing. Nasi kucing berisikan nasi putih dengan porsi yang sedikit, orek tempe dan sambal teri.

Namun, saat ini nasi kucing memiliki isi yang bervariasi, ada yang berisikan udang, bandeng, hingga telur. Harganya pun dibanderol mulai dari Rp1ribu hingga Rp3ribu tergantung variasinya. Nasi kucing biasanya dibungkus dengan daun pisang dan kertas cokelat.

Salah satu rekomendasi bagi yang ingin mencoba nasi jinggo adalah Nasi Jinggo Om Gundul yang terletak di Jl. Imam Bonjol No.20, Pemecutan, Kota Denpasar. Sedangkan untuk nasi kucing, bisa mengunjungi angkringan-angkringan yang ada di daerah Jogja, salah satunya adalah Angkringan Pak Jabrik yang terletak di Jl. P. Mangkubumi, Gowongan, Kota Yogyakarta.

2. Sate Babi Bawah Pohon dengan Sate Ratu.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Sate Babi Bawah Pohon / foto: instagram.com/zhoueats

Bagi penggemar kuliner non-halal, Sate Babi Bawah Pohon menjadi destinasi kuliner yang wajib kamu kunjungi di Bali. Sedangkan untuk di Jogja, ada Sate Ratu, sate berbahan daging ayam yang enak dan juga punya ciri khas.

Pembeda di antara kedua sate tersebut adalah Sate Ratu tidak menggunakan daging babi, melainkan daging ayam. Selain sama-sama ramai dikunjungi, kedua kuliner ini mengolah sate dengan bumbu yang tidak biasa.

Sate Babi Bawah Pohon jadi favorit orang lokal dan turis yang berkunjung ke Bali. Sesuai namanya, dahulu kuliner ini memang berjualan di bawah pohon. Sate Babi Bawah Pohon ini tidak menggunakan bumbu kacang seperti sate pada umumnya. Sate yang berisikan daging babi ini direndam dengan bumbu racikan tersendiri lalu dibakar. Penyajiannya pun berbeda, setelah sate babi matang lalu disajikan dengan garam dan cabai rawit. Rasanya gurih dengan daging babi yang empuk membuat banyak orang ketagihan.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Sate Ratu / foto: instagram.com/sateratu

Sama seperti Sate Babi Bawah Pohon, Sate Ratu juga menjadi kesukaan warga lokal dan turis mancanegara, bahkan hingga saat ini sudah dikunjungi wisatawan dari 85 negara berbeda. Menu andalan Sate Ratu adalah Sate Ayam Merah.

Tidak menggunakan bumbu kacang maupun bumbu kecap seperti kebanyakan sate lainnya, Sate Ayam Merah menggunakan bumbu merah rahasia yang menghadirkan cita rasa pedas, manis, dan gurih. Dagingnya yang juicy, dibakar dengan tingkat kematangan sempurna. Tak heran banyak orang yang rela antre untuk mendapatkan Sate Ayam Merah dari Sate Ratu.

Jika tertarik, kamu bisa mengunjungi Sate Babi Bawah Pohon yang terletak di Jalan Dewi Sri IV Campuhan I No.I, Legian, Kuta. Sedangkan untuk Sate Ratu, bisa kamu temui di Jalan Tiyasan, Sidomukti, Condong Catur, Sleman.

3. Ayam Betutu dengan Ayam Ingkung.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Ayam Betutu / foto: instagram.com/official_ayambetutugilimanuk

Sajian yang satu ini terkenal di daerah masing-masing. Jika kuliner Bali identik dengan masakan ayam betutu, maka di Jogja terkenal dengan ayam ingkung. Keduanya sama-sama dimasak dengan bumbu tradisional dan biasanya disajikan dalam satu ayam utuh.

Ayam betutu adalah kuliner khas Bali yang biasanya disajikan dalam bentuk satu ayam utuh. Ayam Betutu dimasak dengan berbagai bumbu, mulai dari bumbu genep, bumbu wewangenan, garam, hingga minyak kelapa.

Cara masaknya pun tidak mudah. Pertama ayam harus direbus setengah matang kemudian dibaluri dengan bumbu yang sudah dihaluskan, kemudian ayam dipanggang di dalam tungku berisikan api sekam. Cita rasa yang disunguhkan ayam betutu adalah pedas dan gurih.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Ayam Ingkung / foto: instagram.com/kandangingkung

Sama seperti ayam betutu, ayam ingkung khas Jogja juga disajikan secara utuh. Biasanya ayam ingkung menggunakan ayam kampung yang dimasak dengan rempah-rempah dan santan. Untuk cara masaknya, setelah dibersihkan kemudian ayam diungkep selama empat jam dengan bumbu rempah yang sudah dihaluskan dan santan kental. Proses ungkep ini dilakukan hingga santan menyusut dan daging ayam empuk.

Salah satu rekomendasi kuliner ayam betutu adalah Ayam Betutu Khas Gilimanuk Bali yang terletak di Jalan Buluh Indah Nomor 51X, Denpasar atau Jalan Raya Tuban Nomor 2X, Kuta. Sedangkan untuk Ayam Ingkung, bisa mencoba ke Kandang Ingkung Resto & Kopi yang berada di Jitengan, Balecatur, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman.

4. Nasi Pedas Bali dengan Nasi Teri Gejayan.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Nasi Pedas Bu Andika / foto: instagram.com/hungrymikego

Makananyang satu ini pasti cocok bagi penggemar kuliner pedas. Kedua kuliner ini terbilang mirip, sama-sama berisikan nasi dengan beragam lauk yang pedas dan menggugah selera. Baik Nasi Pedas Bali dan Nasi Teri Gejayan, keduanya berjualan di pinggir jalan dan buka saat malam hari.

Belakangan ini, nasi pedas Bali naik daun. Ada banyak wisatawan yang mencari kuliner malam satu ini. Nasi pedas Bali umumnya berupa nasi putih dengan beragam lauk, seperti mi goreng, ayam sisit, orek tempe, perkedel jagung, dan aneka sate-satean. Yang membuat kuliner ini unik adalah sambal pedasnya yang lezat.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Nasi Teri Gejayan / foto: instagram.com/javafoodie

Nasi Teri Gejayan juga dikenal sebagai kuliner pedas Jogja. Nasi Teri Gejayan ini hanya bukasaat malam hari dan biasanya sudah ramai oleh pengunjung. Sesuai namanya, kuliner ini menjual nasi teri pedas yang dipadukan dengan oseng tempe dan sambal cabai hijau. Biasanya para pengunjung menambah lauk dari telur goreng, lele goreng, hingga petai. Walau terkesan sederhana, rasanya dijamin pedas dan enak.

Salah satu nasi pedas Bali yang terkenal adalah Nasi Pedas Bu Andika yang terletak di Jl. Blambangan No.55, Kuta. Sedangkan untuk Nasi Teri Gejayan atau juga dikenal dengan nama Ramesan Pak Dul terletak di Jl. Affandi No.5, Klitren.

5. Massimo Gelato dengan Tempo Gelato

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Massimo Gelaton / foto: instagram.com/fooddiaryoftayaa

Kudapan satu ini memang bukan khas daerah masing-masing, tapi kedua kuliner ini selalu ramai oleh turis dan wisatawan. Kalau Bali punya Massimo Gelato, maka Jogja terkenal dengan Tempo Gelato. Sesuai namanya, keduanya menjual gelato yang jadi favorit banyak orang.

Massimo Gelato sendiri memiliki banyak cabang yang tersebar di Bali dan rata-rata ramai pengunjung. Massimo Gelato menyediakan sekitar 40 varian gelato dan sorbet yang membuat pengunjung bingung memilihnya. Jika gelato memiliki rasa yang creamy dan manis, sorbet lebih ke rasa asam dan segar. Keduanya pun menjadi favorit banyak orang.

Serupa tapi tak sama, ini 5 perbedaan kuliner Bali dan Jogja

Tempo Gelato / foto: instagram.com/tempogelato

Begitu juga dengan Tempo Gelato. Kuliner gelato di Jogja ini disukai baik dari warga lokal hingga turis. Tempo Gelato menyediakan beragam varian gelato dari dark chocolate, matcha, hingga varian sorbet yang segar seperti kiwi, strawberry dan lain sebagainya. Harganya yang terjangkau pun membuat orang berbondong-bondong mencicipi gelato dari Jogja ini.

Beberapa cabang Massimo Gelato bisa ditemui di daerah Kuta maupun Sanur, salah satu cabang yang paling ramai terletak di Jl. Danau Tamblingan No. 228, Sanur. Tempo Gelato sendiri juga memiliki beberapa cabang di Jogja, namun yang menjadi favorit terletak di Jl. Prawirotaman No.38B.

Nah, itu dia lima kuliner Bali dan Jogja yang memiliki kemiripan satu sama lain. Kira-kira kuliner favoritmu yang mana, nih?