Profesor Ron Harris, ahli Geologi dan Kegempaan dari Brigham Young University, Utah, Amerika Serikat, meminta maaf kepada masyarakat Lombok atas pernyataannya menyangkut adanya potensi gempa berkekuatan besar di perairan selatan Lombok yang ternyata membuat hampir seluruh warga di pulau tersebut merasa resah dan ketakutan.

Sebelumnya, Ron Harris menginformasikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bersama timnya, bahwa ada potensi gempa berkekuatan mencapai M 9 di wilayah selatan Lombok.Ia juga menjelaskan kondisi lempeng Lombok yang telah tertekan dan tergeser sejauh 35 meter oleh lempeng Indo-Australia. Harris menyampaikan informasi tersebut saat menghadiri seminar di Universitas Nahdlatul Ulama, Nusa Tenggara Barat pada Kamis, (4/7/2019) lalu.

Dilansir dari mataram.antaranews.com, Harris menyampaikan permintaan maaf tersebut dalam keterangan yang tertulis yang disampaikan kepada wartawan di Mataram pada Kamis,(18/7/2019).

Harris menjelaskan bahwa berdasarkan hasil riset bersama timnya, Palung Jawa belum menumpahkan energi yang telah terkumpul selama 500 tahun, hal tersebut dapat menimbulkan potensi terjadinya gempa besar berkekuatan mencapai M 8 bahkan mungkin M 9.

Untuk soal waktu, Harris menegaskan bahwa tidak ada yang bisa mengetahui pasti tentang kapan gempa bumi akan terjadi. Yang bisa diprediksi adalah potensi sumber gempa dan seberapa besar magnitudonya berdasarkan catatan sejarah dan rekaman geologi yang pernah terjadi, yaitu di Palung Jawa yang memanjang dari Sumatera Barat hingga ke Sumba Timur. Jadi tidak bisa dipastikan bahwa episenter gempa akan terjadi di Pulau Lombok.

Oleh sebab itu, Harris mengharapkan masyarakat Lombok untuk tetap waspada dan siap siaga guna mengantisipasi bencana gempa bumi. Itulah yang menjadi tujuan kedatangannya ke Lombok, membantu masyarakat untuk sadar risiko dan meningkatkan kesiapan diri akan bencana tersebut. Dengan menyiapkan diri akan bencana gempa justru dapat mengurangi rasa takut, bukan untuk menakut-nakuti.

Harris juga menyarankan untuk menerapkan prinsip 20-20-20 bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. Prinsip 20-20-20 artinya, saat gempa besar atau kecil terjadi selama lebih dari 20 detik, segeralah evakuasi diri setelah gempa berakhir karena perkiraan tsunami akan menyusul sekitar 20 menit setelah gempa dengan ketinggian yang diperkirakan mencapai hingga 20 meter. Jadi, selamatkan diri ke tempat dengan ketinggian minimal 20 meter.

Harris juga mengimbau untuk masyarakat membangun hunian menggunakan bahan kayu yang mampu bertahan saat terjadi gempa bumi, dan mengamankan barang-barang sekitar agar tidak menimpa diri saat terjadi gempa. Tantangan juga bagi pemerintah setempat untuk memberikan peringatan segera dan pelatihan untuk masyarakat dalam hal evakuasi mandiri.