Rusia menyatakan perang dengan Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022 pukul 5 pagi waktu Kyviv, Ibu kota Ukraina. Perang tersebut dimulai dengan serangan misil Rusia ke berbagai lokasi milik militer Ukraina, seperti kantor administrasi dan bandara (The Kyiv Independent, 24 Februari 2022). Berita tentang serangan ini langsung viral dan menjadi pembahasan dunia di sepanjang hari, mulai dari efeknya ke kondisi ekonomi dunia hingga ancaman terjadinya Perang Dunia III yang ditakuti karena ancaman penggunaan senjata nuklir yang efeknya mematikan.

Perang ini terjadi dua tahun setelah munculnya Pandemi Covid-19, ketika masyarakat dunia sedang beradaptasi ke dalam kehidupan digital. Internet menjadi sumber informasi perang Rusia-Ukraina dan salah satu temuan yang menarik perhatian adalah banyaknya jumlah meme yang didedikasikan khusus untuk merespons situasi perang ini. Meme sebetulnya sudah mulai bermunculan sejak muncul berita bahwa Rusia mengirimkan tentaranya ke bagian Timur Ukraina (The Times of India, 22 Februari 2022). Jumlah meme menjadi semakin banyak sejak serangan Rusia dilancarkan, termasuk sebagai usaha merespons trending topic yang muncul di mana-mana (DNA, 24 Februari 2022). Ada yang menghubungkannya dengan pandemi, perang nuklir, kesetaraan gender, kesehatan mental, film, tokoh superhero atau bahkan hewan peliharaan.

Meme memang lebih sering dipergunakan sebagai alat untuk mengolok-olok sesuatu atau menyampaikan sebuah situasi yang lucu. Namun, perlu diingat bahwa fungsinya tidak hanya itu. Meme, berdasarkan asal penggunaan katanya, dipahami sebagai sebuah ide, gambar, atau potongan informasi yang tersebar melalui budaya (Psychology Today,ND). Oleh karena itu, sering kali kamu menemukan meme berisi foto yang sama namun dengan komentar yang berbeda dan memunculkan pesan serta emosi yang berbeda pula.

Menilik masing-masing meme secara terpisah, sesungguhnya ada banyak kekhawatiran yang terlihat di sana. Ketakutan akan kematian dan kecemasan akan kehidupan yang tidak tentu arah merupakan dua tema yang muncul berulang-ulang, dibalut dengan humor. Mengapa humor? Bukankah sudah ada tren meme berisi ajakan untuk menghargai kehidupan dan berbuat baik kepada orang lain dan diri sendiri? Mengapa ketika terjadi perang, justru banyak orang memunculkan meme muncul berisi olok-olok, bukan berisi ajakan untuk berdamai? Karena ini adalah bentuk usaha bertahan menghadapi kehidupan yang berat.

Banyak orang masih berjuang menghadapi dampak pandemi dalam kehidupannya dan mereka menyadari bahwa perang Rusia-Ukrania ini akan membuatnya semakin berat. Harga barang akan naik, barang yang dibutuhkan akan sulit ditemukan, situasi politik jadi tidak menentu dan lain sebagainya. Kesadaran ini memunculkan tekanan serta berbagai emosi negatif.

Humor, dalam bentuk meme, dapat membuat situasi yang penuh tekanan menjadi lebih baik. Humor membuat individu mampu melihat situasi yang dihadapinya dari sudut pandang yang berbeda sekaligus menjadi salah satu penahan stres. Perbedaan sudut pandang kemudian menghasilkan tekanan emosi yang lebih ringan, memunculkan perasaan memiliki dukungan sosial, memunculkan emosi positif, sehingga pada akhirnya memunculkan kemampuan berpikir yang lebih baik serta alternatif perilaku yang lebih produktif.

Marilah menggunakan meme sebagai alat untuk memasukkan humor sebagai bagian dari kehidupan kita. Dengan demikian, kita dapat menghadapi berbagai situasi menantang yang ada di masa depan dengan pemikiran dan perilaku yang dibutuhkan.