Apa yang menyebabkan serangan jantung? Lazimnya orang menganggap penyebabnya adalah tumpukan kolesterol jahat yang menyumbat arteri, tapi hasil penelitian terbaru menemukan bahwa ternyata bukan itu penyebabnya.

Salah satu temuan adalah orang-orang yang menderita penyakit gusi seperti periodontal diseasememiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena serangan jantung (myocardial infarction). Temuan lainnya adalah orang-orang yang menderita periodontitis sering kali juga menderita diabetes walaupun kadang mereka tidak menyadarinya.

Faktor penyebab utama adalah suatu kondisi bernama dysglycemia, di mana tubuh tidak mampu melakukan proses metabolisme gula atau glukosa dengan seharusnya, seperti yang terjadi pada orang-orang yang menderita penyakit diabetes. Sebuah kondisi yang membuat penderitanya menjadi intoleran terhadap glukosa.

Orang-orang dengan kondisi tersebut memiliki risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung, kata seorang peneliti dari Karolinksa Institute di Swedia, yang melakukan penelitian atas hubungan antara tingkat glukosa dan kesehatan gusi terhadap 712 pasien penderita serangan jantung. Hasil penelitiannya merekomendasikan bahwa seharusnya dokter gigi berada di garis depan dalam hal perawatan kesehatan, dan ini berarti setiap ahli dalam bidang diabetes (endocrinologist) harus juga memeriksa kondisi kesehatan gusi pasien-pasien yang sedang mereka rawat.

"Kelainan-kelainan terkait metabolisme glukosa yang tidak terdeteksi sejak dini sangat umum terjadi dalam myocardial infarction dan periodontitis. Banyak orang pergi ke dokter gigi secara rutin, untuk itu perlu dilakukan tes gula darah secara rutin terhadap pasien-pasien tersebut untuk mengetahui apakah ada yang menderita myocardial infarction dan periodontitis," kata seorang peneliti, Dr Anna Norhammer.

Lebih dari 610.000 warga Amerika meninggal karena serangan jantung setiap tahun. Di Amerika, dari setiap empat kematian, satu orang meninggal akibat serangan jantung. Dan para ahli dari Karolinska telah menunjukkan bahwa serangan jantung ternyata hanya berhubungan sedikit dengan tingkat kolesterol, namun lebih banyak berhubungan dengan bagaimana kondisi tubuh kita dalam memproses gula, terutama yang kita konsumsi dari makanan olahan.