Untuk event seni, tentu sudah tak awam lagi bagi penikmat seni di Indonesia yang sudah mengikuti sepak terjang Artjog atau Biennale Jogja setiap tahunnya. Kedua event tersebut menjadi ikonik di dunia seni di Indonesia. Hampir di setiap tahun penyelenggarannya, seniman muda yang memiliki karya luar biasa turut berpartisipasi untuk ikut merasakan tumbuh kembangnya peradaban seni di Yogyakarta. Maka tak heran jika kedua event seni besar tersebut bisa dikatakan sebagai kegiatan lebaran orang seni di Yogyakarta.

Belum lama ini, sebuah studio seni reborn yang bergerak khusus di bidang seni kriya logam hadir di tengah derasnya perkembangan zaman. Tidak hanya memproduksi karya, melainkan memposisikan diri sebagai ruang seni yang turut melestarikan seni kriya logam. Hal ini jika ditarik berdasarkan sejarah berkaitan dengan lokasinya di dekat Makam Raja Mataram, Kotagede Yogyakarta atau tepatnya di Jl. Purbayan Kotagede, Mutihan RT.03 Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

Pada awalnya para perajin logam di Nursih Basuki Art Studio ini hanya berisikan individu perajin yang masih aktif hingga hari ini di Yogyakarta. Namun setelah dirasa butuh kekuatan lebih untuk berkolaborasi bersama, maka diputuskan untuk bersama-sama membuat semacam paguyuban atau sanggar seni perajin kriya logam bernama Sanggar Seni Uri-uri Kriya Logam Yogyakarta. Komposisi para perajin logam yang selama ini terpisah menjadi formula terbaik untuk menciptakan kurasi karya yang memiliki karakter lebih kuat. Karena dalam seni kriya logam, karakter setiap karya adalah sebuah kewajiban yang utama. Proses diskusi, negosiasi, atau bahkan adu argumentasi dalam kerja bersama merupakan sarana yang digunakan dalam metode kolaborasi para perajin kriya logam.

Seni kriya logam merupakan media yang telah merepresentasikan seluruh ekspresi dari masa lampau hingga saat ini. Aspek-aspek dalam seni kriya logam, baik sebagai tradisi zaman Kerajaan Mataram Islam maupun berkembang pada karya seni kontemporer, dapat menggambarkan proses holistic dari kreativitas, keterampilan proses, serta mempertahankan nilai-nilai seni yang terus berkembang menembus waktu. Harus diakui bahwa perkembangan proses kreatif dari seni kriya logam dapat terus dirasakan hingga hari ini karena banyak pengrajin dan seniman kontemporer yang mulai berimprovisasi dan menerjemahkan tradisi ini menjadi bentuk-bentuk baru, salah satunya penciptaan desain.

Kini Nursih Basuki Art Studio tumbuh sebagai studio yang cukup penting dalam sejarah perkembangan dunia seni kriya logam di Indonesia. Seni kriya logam penting untuk dilestarikan sebagai representasi kearifan lokal di Kotagede Yogyakarta yang terus kita banggakan dan kembangkan. Dalam konteks kesenian, studio ini bisa menunjukkan peristiwa proses kreatif yang unik, baik seniman, karya seni dan pengunjung, memiliki peluang untuk saling berinteraksi dan bertukar pemahaman dalam posisi yang setara membicarakan tentang perkembangan seni kriya logam.