Sekali-kali lepaslah headset dan sneakers kamu, kemudian gantilah dengan sandal jepit danjelajahipasar-pasar tradisional.Pasar tradisional di zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan pasar kuno zaman dulu. Stigma-stigma jelek yang melekat di dalam pasar kini berangsur-angsur menguap pergi. Pasar tradisional tak lagi identik dengan ranah ibu-ibu rumah tangga yang hanya butuh berbelanja bumbu dapur, pasar tradisional juga tak lagi melulu soal becek, sumpek, amis, anyir, penuh copet, dan lain sebagainya.

Kamu bisa mencobaberwisata ke pasar tradisional unik seperti Pasar GedeHardjonagoro di Jalan Jenderal Sudirman, Solo misalnya. Di pasar yang terletak di seberang balaikota ini, kamu bisa mendapatkan dua keasyikan sekaligus, yaitu foto yang bagus dan kuliner yang enak.

1. Hunting foto.

Mencari 'harta karun' dengan menjelajahi Pasar Gede Solo

Pasar Gede terdiri dari dua bangunan unik yang dipisahkan oleh satu ruas jalan.Kedua bangunan tersebut konon katanya didirikan di tahun 1930 dengan gaya arsitektur Belanda Kolonial dan Jawa. Bangunan dua lantai dengan pintu masuk tinggi dan lebar tersebut dipercantik dengan jendela-jendela kayu ala masa kolonial.Coba saja berfoto selfie di depannya, pasti hasilnya tak kalah menarik dengan berfoto berlatar belakang pabrik gula Colomadu yang termasyur itu.

2. Wisata kuliner.

Mencari 'harta karun' dengan menjelajahi Pasar Gede Solo

Jenis wisata kedua tentu saja adalah wisata kuliner. Kamu yang menginginkan jajanan-jajanan tradisional, segera saja masuk ke pasar buah di Pasar Gede.Ikuti lorongnya hingga kamu menemukan berbagai kedai yang menjajakan sajian-sajian khas Solo.Salah satunya adalah es gempol pleret dan es dawet telasih Bu Wiji. Dengan meja kayu kuno yang sudah sana sini lapuk, Bu Wiji menyajikan es gempol seharga 10 ribu rupiah. Manisnya gempol berpadu dengan santan kelapa asli yang gurih asin.

Kemudian di sebelahnya, ada lenjongan yang menyediakan klepon, tiwul, gethuk, ketan, dawut dan lain sebagainya. Jika ingin membeli lenjongan secara leluasa, datanglah sebelum pukul 8 pagi. Karena selepas pukul 8, bisa dipastikan ibu penjaja lenjongan ini dikerumuni oleh puluhanpenikmatnya.Di bakul lenjongan ini kamu juga bisa menemukan brambang asem. Sajian berupa sayur rebus dan bacem gembus disiram sambal gula jawa ini juga memiliki banyak peminat.Sedangkan dii lorong tengah pasar, kamu bisa menemukan pula bakul aneka sambal pecel, sajian tradisional cabuk rambak, dan juga nasi liwet yang menggoda.

Nah, lantas bagaimana kalau kita kangen timlonya Solo? Tak usah kawatir, karena Pasar Gede juga menyimpan legenda Timlo Sastro yang bertahan dari tahun ke tahun.Kedai Timlo Sastro ini berada di belakang bangunan pasar. Kedainya berada di tikungan cukup ramai dalam sebuah bangunan yang sederhana namun semilir.