Siapa sih yang tidak mengenal puisi? Kata-kata indah dengan syair yang penuh makna. Sehingga terkadang, kita sampai merasa terbawa perasaan saat membacanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman, maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berterima dan enak untuk dibaca.

Secara mendasar, puisi dapat diartikan karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.

Sapardi Djoko Damono atau lebih sering disebut dengan nama singkatannya, SDD terkenal sebagai penyair dan merupakan sosok yang membanggakan bagi masyarakat Indonesia.Karyanya yang paling fenomenal di tengah-tengah masyarakat adalah Hujan Bulan Juni (1994) yang juga pada tahun 2017 silam telah diangkat ke dalam film layar lebar yang disutradarai oleh Reni Nurcahyo Hesti, dibintangi oleh Velove Vexia dan Adipati Dolken.

Dalam Diriku adalah salah satu puisi karya Sapardi Djoko Damono yang termuat di dalam antologi puisi Hujan Bulan Juniyang menceritakan tentang kehidupan. Mencoba memahami kehidupan melalui puisi bisa menjadi salah satu cara untuk mengisi waktu. Kita tidak hanya terhibur oleh keindahan puisi, namun juga bisa merenungkan makna di balik puisi tersebut.

Berikut ini merupakan syair puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Dalam Diriku.

"Dalam diriku mengalir sungai panjang,

Darah namanya;

Dalam diriku menggenang telaga darah,

Sukma namanya;

Dalam diriku meriak gelombang sukma,

Hidup namanya!

Dan karena hidup itu indah,

Aku menangis sepuas-puasnya."

Puisi Dalam Dirikubegitu singkat namun memiliki makna yang dalam. Puisi ini mengandung makna seolah-olah dalam diri manusia terdapat sungai yang mengalir, tetapi yang dimaksudkan dengan sungai yang panjang adalah aliran darah. Darah yang dimaksudkan dalam puisi ini lebih mengarah tentang hidup manusia. Yang mana jika darah tidak mengalir atau berhenti, tidak ada lagi kehidupan.

Lalu, puisi ini memiliki makna yang dalam tentang pengenalan diri sekaligus pengenalan terhadap Sang Khalik yang meniupkan ruh dalam darah dan sukma atau jiwa kita. "Aku menangis sepuas-puasnya".Di dalam penggalan kalimat tersebut penulis menangis karena merasa bahwa hidup itu berwarna dengan cinta dan dia menangis bukan karena sedih, tetapi karena merasa bahagia dan terharu.

Amanat dalam puisi ini adalah kita harus menyadari bahwa banyak hal di dalam diri yang harus kita syukuri meskipun hidup itu tidak selalu berisi kebahagiaan maupun kesenangan. Namun, itulah kehidupan harus tetap berjalan, diisi, dan disyukuri sebagai sebuah anugerah dari Sang Khalik.

Dari penjelasan di atas, apakah kamu sudah bisa memahami makna puisi yang terlampir? Kita tidak akan bisa memaknai puisi jika hanya membacanya sekilas. Oleh karena itu, puisi perlu dibaca berulang kali jika ingin memaknainnya. Kalaupun sudah memaknaitetapi makna tersebut berbeda dari orang lain pun tidak menjadi masalah karena setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda. Bahkan bisa jadi makna yang kita miliki sangat berbeda jauh dengan makna yang dimiliki oleh penulis.