Di negara empat musim seperti Jepang, setiap musim memiliki ciri khas masing-masing. Jika musim dingin, jelas suasananya dingindan persiapan baik untuk menyambutnya. Jika tidak, seseorang akan mengalami sekitar tiga bulan berbahaya untuk kesehatan dan kelangsungan hidup. Suhu badan jelas menurun selama musim dingin sehingga perlu berbagai usaha dan penyesuaian agar tubuh dapat tetap sehat melewati musim dingin tanpa masalah.

Di masa wabah/pandemi Covid-19 yang juga melanda Jepang saat ini, berbagai usaha dilakukan manusia agar terhindar dari tertular virus mematikan itu. Memakai masker merupakan salah satu usaha. Di Jepang, menggunakan masker dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya bukan hal baru atau terjadi karena ada wabah Covid-19. Mereka melakukannya sudah sejak lama sehingga saat wabah melanda, tidak terlalu terlihat perubahan signifikan untuk jumlah pemakai masker di luar ruangan. Tapi jelas, penggunaan masker sebagai perlindungan dari virus Corona secara volume memang merangkak naik. Tidak hanya di Jepang tapi juga di seluruh dunia.

Masker berpendingin laris manis di Jepang saat musim panas tahun ini

Foto: Masks Save Lives

Padamusim panas tahun lalu,produk yang laris manis terjual di Jepang salah satunya adalah kipas angin portable. Wajar banget karena musim panas di negara empat musim berbeda dengan musim panas di negara tropis seperti Indonesia. Panas yang terjadi sering di atas rata-rata suhu panas 'normal' negara tropis, membuat situasi kering, sumpek, dan pastinya tidak nyaman.

Pada masa di mana orang-orang memakai masker lebih sering seperti sekarang (akibat wabah), tentu hal ini sedikit banyak berpengaruh pada kenyamanan. Ancaman kesulitan bernapas dan dehidrasi karena pemakaian masker di negara empat musim yang sedang dalam musim panas menimbulkan kepedulian ataupun ide bisnis para pabrikan manufaktur. Terutama di Jepang karena saat ini para produsen masker di sana diberitakan sedang berusaha mengembangkan masker yang sekaligus dapat berfungsi mendinginkan saat melindungi pemakainya dari kemungkinan tertular virus.

Berbagai perusahaan, dari berbagai jenis industri di negara tersebut, saat ini memasuki pasar produk masker yang diklaim tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan dari kemungkinan tertular virus, namun juga menjaga suhu dan pernafasan agar tetap adem dan terhindar dari efek-efek negatif situasi akibat kelembapan yang normal terjadi saat musim panas. Dalam pengertian sederhana, perusahaan-perusahaan industri manufaktur Jepang menciptakan dan menjual masker dengan sistem pendingin di dalamnya.

Seperti perusahaan Mizuno Corporation yang memakai bahan pelapis seperti digunakan di produk pakaian renang maupun atlet atletik. Secara praktiknya, masker tersebut akan memberikan kelegaan untuk bernapas sehingga pemakainya tidak merasa sumpek dan suntuk karena dapat bernapas dengan lega namun tetap terlindung dari kemungkinan terkena virus yang ada di udara. Dijual dengan harga 935 Yen (atau sekitar $ 8,5 / Rp 120,000) masker buatan Mizuno Corp ini laris dan terjual 20,000 unit di hari pertama penjualannya secara online.

Masker berpendingin laris manis di Jepang saat musim panas tahun ini

Foto: Mizuno

Tahu merek Yonex? Kebanyakan kita tahu merek ini sebagai produsen peralatan olahraga badminton ataupun tenis. Yonex Co. kini juga mulai menjual masker dengan material Xylitol. Xylitol diklaim mampu menyerap panas dan mengatasi keringat sehingga masker Yonex akan berfungsi seperti pakaian olahraga buatan mereka yang terkenal berkualitas bagus untuk menjaga suhu tubuh olahragawan. Masker Yonex dengan Xylitol dijual sedikit lebih murah daripada Mizuno Corp. di harga 840 Yen (sebelum pajak).

Masker berpendingin laris manis di Jepang saat musim panas tahun ini

Foto: Yumo Pro Shop

Berbagai perusahaan lain juga mulai ikut mencoba peruntungan alias aji mumpung menciptakan dan menjual masker anti virus yang juga berfungsi mendinginkan untuk persiapan musim panas di Jepang. Terutama pasca pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe mengakhiri lockdown/PSBB Jepang tanggal 25 Mei kemarin setelah memulainya sejak bulan April 2020.

Dengan berbagai negara mulai menerapkan New Normaldi wilayah masing-masing, berbagai hal baru dan penyesuaian hal lama dilakukan agar kehidupan dapat berjalan normal dan tanpa kemungkinan terkena virus mematikan. Kita juga harus melakukan bagian kita untuk memastikan penyebaran virus Covid-19 tidak lagi terjadi. Kita harus dan memang bisa melakukannya bersama-sama. Tetaplah sehat!