Indonesia saat ini masih dilanda pandemi Covid-19. Setiap harinya, jumlah pasien penderita Covid-19 masih terus bertambah. Hal ini membuat protokol kesehatan masih tetap diperlukan agar terhindari dari penyebaran virus Corona, khususnya bagi kelompok-kelompok yang rawan tertular seperti lansia. Bentuk dari protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan meminimalisir kontak fisik tanpa disadari secara langsung dapat memengaruhi kondisi mental para lansia.

Cahyandari (2017) dalam artikelnya mengatakan, lansia yang kurang berinteraksi dengan orang lain, seperti ditinggal oleh anak-anaknya yang telah hidup terpisah atau kurangnya hubungan sosial di lingkungan rumahnya dapat membuat lansia mengalami kesepian. Selain itu, ditambah dengan berita-berita negatif mengenai penyakit Covid-19 dan lainnya membuat lansia mudah untuk merasakan stres yang berlebih (Wiyono, 2020). Kondisi stres berlebih dan kesepian ini, jika tidak dapat ditangani dengan baik dapat memunculkan gangguan psikologis yang buruk. Contoh dari gangguan ini adalah depresi, meningkatnya tingkat kecemasan, cenderung mengurung diri dan lainnya yang akhirnya juga dapat memengaruhi kondisi fisik lansia (Santrock, 2011).

Penanganan dari kondisi stres berlebih dan kesepian pada lansia sebenarnya bermacam-macam. Cahyandari (2017) mengatakan dengan menjalin komunikasi yang baik antara keluarga dan hubungan sosial di lingkungan rumah dapat menjadi contoh dalam menangani kondisi tersebut. Namun cara tersebut akan melibatkan kontak fisik secara langsung yang dapat meningkatkan risiko tertularnya Covid-19 pada lansia. Pada saat ini, dibutuhkan penanganan kondisi stres yang dapat dilakukan secara mandiri dan tentunya mengurangi kontak fisik dengan orang banyak. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah menanam tanaman hias dan berkebun.

Penelitian yang dilakukan oleh Scott et al (2014) pada lansia yang menyukai kegiatan menanam dan berkebun menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kegiatan bercocok tanam dan kondisi psikologis serta fisik. Lansia yang menyukai kegiatan tersebut cenderung memiliki kondisi psikologis dan fisik yang lebih sehat. Hal ini dikarenakan, saat lansia berkebun mereka melakukan kegiatan fisik seperti menyiram tanaman, memupuk dan lain-lain yang membuat kesehatan fisiknya tetap terjaga. Selain itu interaksi lansia dengan alam, melihat keindahan tanaman dan kebun yang mereka ciptakan serta mendapatkan hasil panen dari kebun mereka sendiri menjadi sebuah penghargaan bagi para lansia, hal tersebut membuat kondisi psikologis lansia menjadi positif (Scott et al., 2014).

Kesimpulannya, menanam dapat menjadi salah satu solusi bagi lansia dalam mengatasi stres dan rasa kesepian saat pandemi Covid-19. Namun, perlu diingat! Menanam merupakan salah satu solusi dan bukan satu-satunya solusi. Hal tersebut menjadikan komunikasi dan interaksi dengan keluarga atau kerabat tetap harus perlu dilakukan, walau melalui media yang minim kontak fisik seperti telepon atau media daring.