Permasalahan genangan air di lingkungan RT 05 RW 06 Sampangan, Semarang masih kerap terjadi. Merespon keluhan tersebut, salah satu mahasiswa KKN Tematik Tim 2 Undip mencoba mengusung program biopori sebagai solusi perluasan resapan air guna mencegah genangan. Program ini diresmikan dengan simbolisasi penyerahan instalasi pada Minggu (30/05).

Kebutuhan akan penggunaan jalan membuat sebagian besar daerah Sampangan telah dipasang paving, aspal, hingga beton. Hal ini membuat daerah resapan air di sekitar menjadi berkurang cukup signifikan dari masa ke masa. Akibatnya, saat turun hujan banyak daerah yang akhirnya tergenang.

Genangan air ini tentu dapat menjadi sesuatu yang negatif jika tidak segera diatasi seperti jika semakin meluap dapat menyebabkan banjir, hingga menjadi sumber penyakit, contohnya dapat menjadi media penyebaran jentik-jentik yang menyebabkan demam berdarah.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Dwita Riska mencoba memprakarsai pembuatan intalasi biopori sebagai percontohan bagi warga. Sebanyak dua instalasi ia persiapkan beserta leaflet cara kerjanya. Pembuatan instalasi ini cukup sederhana, hanya butuh pipa PVC yang dilubangi sisinya dengan bor.

"Saya membawa program ini karena meskipun merupakan tergolong tindakan yang sangat sederhana, dampaknya jika dilakukan secara konsisten akan terlihat bagi lingkungan", ujar Dwita.

Cara penggunaannya pun sangat mudah, lubangi daerah yang ingin dipasang biopori sebesar minimal 10 cm atau menyesuaikan ukuran pipa dengan bor tanah yang telah disiapkan, masukkan pipa PVC ke dalam tanah, lalu masukkan daun-daunan kering atau segala jenis sampah organik, lalu tutup biopori dengan tutup pipa berlubang.

Adanya sampah organik ini nantinya juga akan mengundang berbagai mikroorganisme ataupun hewan di tanah seperti cacing dan rayap sehingga dapat menciptakan kompos yang menyuburkan tanah. Berbagai mikroorganisme dan hewan tanah ini juga akan menciptakan lubang-lubang yang mempercepat penyerapan air hujan. biopori ini juga bermanfaat untuk menyimpan cadangan air bersih di tanah.

"Semoga biopori ini bisa diimplementasikan warga secara lebih luas lagi sehingga permasalahan genangan air di sekitar bisa segera diatasi," ujar Dwita.

Meskipun Dwita hanya membawa dua pipa untuk biopori sebagai percontohan, ia berharap warga bisa aktif membuat dan memperbanyak instalasinya. Sebagai tindak lanjut ia juga membagikan leaflet ke warga mengenai tata cara pembuatan dan penggunaan instalasi biopori ini dan berkoordinasi ke RT sekitar guna melakukan pemasangan.