Masih dengan Pahlawan Revolusi, kisah Jenderal satu ini juga perlu kamu ketahui. Raden Soeprapto atau yang dikenal dengan nama Jenderal Soeprapto lahir di Purwokerto tanggal 20 Juni 1920. Ia memiliki kisah menarik seperti Pahlawan Revolusi lainnya. Berikut ini beberapa hal mengenai sang Jenderal yang patut kamu simak.

1. Sudah memiliki minat terhadap kemiliteran sejak muda.

Jenderal Soeprapto memulai pendidikan di Hollandsch lnlandsche School (setingkat Sekolah Dasar) di Purwokerto. Lalu dilanjut MULO (setingkat SLTP), dan AMS (setingkat SLTA) di Yogyakarta yang lulus pada tahun 1941.

Dikarenakan perpecahan pada Perang Dunia Kedua, ia melanjutkan pendidikan ke Koninklijke Militaire Akademiedi Bandung, namun sempat terhenti karena Jepang mendarat di Bumi Pertiwi. Ia sempat tertangkap oleh tentara Jepang namun berhasil kabur. Setelah keluar dari penjara, Jenderal Soeprapto mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai.

2. Sang tentara dengan sifat lembutnya.

Jenderal Soeprapto memiliki sifat lemah lembut dan penyabar. Diceritakan dari orang-orang terdekatnya, ia tidak pernah marah atau menggunakan nada tinggi terhadap orang lain. Ia juga sangat sayang terhadap istri serta anak-anaknya. Ia selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dan bersenda gurau dengan keluarga jika ada waktu senggang.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai orang yang taat beribadah. Ia mengajarkan kepada anak-anaknya untuk percaya kepada Tuhan karena Tuhan Maha Adil. Meskipun lembut, Jenderal Soeprapto juga sangat periang dan sering tertawa, loh.

3. Selalu selamat dalam perang melawan penjajah.

Selain dikenal sebagai pahlawan revolusi, Jenderal Soeprapto juga berpengaruh atas kemerdekaan Indonesia karena perannya dalam beberapa perang melawan penjajah. Ia pernah ikut melawan tentara Jepang di Cilacap. Setelah itu, ia resmi menjadi TKR (yang saat ini TNI).

Ia kembali ikut perang melawan tentara sekutu dan Belanda yang dikenal dengan nama Perang Ambarawa yang dipimpin langsung oleh Jenderal Besar Soedirman. Perang ini berlangsung selama satu bulan.

4. Dekat dengan Jenderal Besar.

Dikarenakan pernah berjuang bersama saat Ambarawa, Jenderal Soeprapto disebut dekat dengan Jenderal Besar Soedirman. Disebut-sebut, ia juga pernah menjadi ajudan sang Jenderal Besar.

5. Digugurkan oleh sesama bangsa Indonesia.

Jenderal Soeprapto menjadi survivor atau selalu selamat saat perang melawan penjajah. Justru ia gugur oleh bangsanya sendiri. Ia diculik lalu dibunuh pada 1 Oktober 1965 oleh pasukan Cakrabirawa di Lubang Buaya.

Itulah beberapa hal mengenai Jenderal R.Soeprapto yang selalu menang melawan penjajah, namun harus gugur dengan saudara bangsa sendiri. Sangat mengerikan, bukan?