Kalau ada penilaian video game judul apa yang akan kontroversial banget pada tahun 2020 rasanya The Last of Us Part 2 akan jadi kandidat terkuat untuk meraih penilaian tertinggi. Dan itu tentu disertai alasan yang cukup kuat untuk diperdebatkan. Game ini disinyalir akan membelah kelompok fans menjadi dua kubu dan keduanya mengklaim sebagai bagian mayoritas. Lumayan disayangkan jika melihat kembali ke belakang, ke game buatan developer Naughty Dog ini.

Penggemar konsol klasik PS1 / PlayStation Original mungkin kenal nama Naughty Dog dari game platformingCrash Bandicoot atau game balap Crash Team Racing (saya pribadi mengenal Naughty Dog lewat game kloningan Mortal Kombat Way of the Warrioruntuk konsol gagal 3DO). Di era modern saat ini, Naughty Dog dikenal lewat game aksi petualangan yang keren banget saat pertama rilis untuk PlayStation 3, yaitu Uncharteddan The Last of Us.

Kontroversi menghantui rilis The Last of Us Part 2

Foto: GameXran

Jika Uncharted memilih rute aksi petualangan dengan bumbu komedik, maka The Last of Us adalah kebalikannya. Nuansa The Last of US (TLoU) lebih brutal dan suram jika dibandingkan Uncharted yang relatif cerah, terutama karena tokoh utamanya Nathan Drake yang disebut seperti gabungan Indiana Jones dengan Lara Croft, dua nama karakter fiksi di dunia arkeologi.

Sementara di TLoU, situasinya lebih ke kondisi post apocalyptic world atau dunia pasca kiamat di mana Bumi (Amerika) mengalami perubahan ekstrem, baik dari sisi ekologi maupun makhluk-makhluk di dalamnya. Tokoh utama TLoU berupa seorang pria paruh baya bernama Joel yang berprofesi sebagai penyelundup. Dia ditugaskan menyelundupkan (mengawal?) seorang remaja perempuan bernama Ellie yang akan jadi kunci penting dunia yang porak poranda itu.

The Last of Us laris manis hingga 17 juta kopi sepanjang pemasarannya mulai 2013 hingga 2018. Game ini juga mengalami remaster untuk PS4 dengan grafis yang diperbagus lagi. Berbagai penghargaan juga diraih game karya Neil Druckmann tersebut. Tema keren, grafis keren, gameplay keren menjadikan The Last of Us karya gemilang Naughty Dog di konsol Sony.

Sehingga saat sekuelnya diumumkan Desember tahun 2016, fans bersorak gembira merayakan. Tapi belakangan terjadi rentetan situasi yang mengubah antusiasme fans, yaituyang tadinya padu menjadi terpecah dua. Antara yang tetap bersemangat menunggu game ini dirilis dengan yang tidak lagi berselera menantinya. Apa yang terjadi?

Secara umum ada dua hal yang menggambarkan situasi seputar game The Last of Us Part 2 ini. Pertama adalah soal rumor lingkungan kerja para pegawai Naughty Dog yang disebut toxic'tidak sehat secara mentalitas dengan jam kerja panjang serta tertahannya bonus yang seharusnya diterima pegawai selama proses pembuatan TLoU 2. Seorang mantan pegawai yang identitasnya tidak diketahui namun terlibat dalam pembuatan TLoU 2 membeberkan betapa buruknya situasi selama bekerja di Naughty Dog. Dan dia membocorkan banyak hal yang terjadi. Seperti bocoran kisah cerita / storyline dari game yang ditunggu-tunggu fans tersebut.

Dan inilah masalah kedua dari TLoU 2. Dimana secara umum kisahnya dianggap buruk karena dua tokoh utama di game sebelumnya, Joel dan Ellie yang dicintai fans, akan mengalami nasib buruk dan tragis. Kondisi ini (populer di Google Search dengan keyword The Last of Us Part 2 Leaks) mengakibatkan gelombang protes masif di berbagai media sosial internet. Yang kontra dengan cerita TLoU 2 bahkan mengancam akan memboikot atau membatalkan pre-order game, sementara yang pro mengatakan mereka yang kontra sebagai pihak pembenci aspek LGBT di dalam game The Last of Us Part 2 tadi.

Kontroversi menghantui rilis The Last of Us Part 2

Karakter LGBT di The Last of Us Part 2 / Foto: Know Your Meme

Penolakan soal muatan faktor LGBT dalam cerita The Last of Us Part 2 adalah masalah serius yang harus dihadapi Naughty Dog selaku pencipta game. Banyak komplain menyayangkan rute cerita di TLoU 2 yang jadi mengusung agenda LGBT. Apalagi salah satu tokoh LGBT di game ini akan bertanggung jawab atas *spoiler alert!* kematian tragis Joel terlihat di video cut scene bocoran yang beredar di internet (dan berusaha dihapus pihak Sony/Naughty Dog dari peredaran).

Yang kontra dengan tema LGBT di TLoU 2 menuding Neil Druckmann merusak game The Last of Us untuk kepentingan dan agenda dirinya sendiri. Sementara kelompok pro LGBT membelanya dan mengatakan yang kontra dengan muatan LGBT di The Last of Us Part 2 adalah kelompok manusia tidak memiliki rasa cinta.

Game The Last of Us Part 2 direncanakan rilis 19 Juni 2020 setelah mengalami penundaan dua kali (pertama karena masalah dalam proses finalisasi game dan selanjutnya masalah distribusi karena wabah COVID-19). Dengan masalah kontroversi yang saat ini mengelilinginya, banyak pihak ragu kalau The Last of Us Part 2 akan mengulangi kesuksesan pendahulunya. Tapi saya tahu kalau kontroversi, jika diolah dengan baik, akan jadi selling point bagus untuk produk apapun. Dan jika Sony & Naughty Dog cukup cerdas, mereka akan mampu melakukannya.