Pahlawan revolusi satu ini kisahnya jarang diketahui banyak orang. Padahal ia memiliki cerita hidup yang menarik. Letnan Jenderal Siswondo Parman atau lebih dikenal dengan S. Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 4 Agustus 1918. Berikut ini beberapa hal mengenai Sang Jenderal yang perlu kamu ketahui.

1. Sempat ditangkap oleh Jepang.

Ia lulus dari Hollandsch Inlandsche School, MULO (Meer Uitgebrued Lager Onderwijs), dan AMS (Aigemeene Middlebare School) pada tahun 1940 lalu dilanjut sekolah kedokteran yang harus ditinggalkan karena Jepang menyerang.

Kemudian, ia bekerja untuk polisi militer Kompeitai Jepang, namun ditangkap karena keraguan kesetiaannya. Beberapa waktu setelahnya ia dibebaskan lalu dikirim ke Jepang untuk pelatihan intelijen, dan bekerja kembali untuk Kompeitai sampai perang selesai lalu dilanjut menjadi penerjemah di Yogyakarta.

2. Karier militer Sang Jenderal.

Dikutip dari Wikipedia, setelah kemerdekaan Indonesia, Letjen Parman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat atau TKR, yang saat ini kita kenal dengan nama TNI. Pada akhir 1945, ia diangkat menjadi Kepala Staf Polisi Militer di Yogyakarta. Empat tahun setelahnya, ia menjadi Kepala Staf untuk gubernur militer Jabodetabek dan dipromosikan menjadi Mayor.

Pada tahun 1951, Letjen Parman dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut, dan pada bulan November, ia diangkat menjadi komandan Polisi Militer Jakarta. Lalu, terakhir dengan pangkat Mayor Jenderal pada tahun 1964 dan menjadi asisten di bagian intelijen untuk Letjen Ahmad Yani.

3. Merupakan adik dari petinggi PKI.

Siapa yang sangka jika salah satu kerabat kandung Letjen Parman adalah salah satu petinggi di Partai Komunis Indonesia atau PKI. Ia adalah Ir. Sakirman, kakak kandung sang Jenderal.

Bahkan dikutip dari Wartakota, ia sempat ditawari oleh kakaknya untuk bergabung dengan PKI. Letjen Parman ini merupakan anak keenam dari 11 bersaudara dengan ayah bernama Kromodihardjo.

4. Alasan Letjen S.Parman dilenyapkan PKI.

Menurut tim peneliti Departemen Sosial RI dalam Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Seri IV, jabatan Letjen Parman sebagai pejabat intelijen menyebabkan ia banyak mengetahui kegiatan rahasia PKI. Karena itulah ia menjadi salah satu pejabat Angkatan Darat yang akan dilenyapkan PKI. Ia juga punya banyak jaringan termasuk luar negeri.

5. Firasat sebelum wafat.

Sebelum kejadian nahas pada tahun 1965, ada beberapa firasat yang dirasakan oleh Letjen Parman, di antaranya saat sedang melakukan perjalanan, ia berhenti di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata dan mengatakan agar ia dimakamkan di sana dengan batu nisan dituliskan Pejuang Sejati. Lalu, adanya burung gereja dan sriti yang masuk ke dalam rumahnya beberapa jam sebelum penculikan itu terjadi.

Itulah beberapa hal mengenai Letnan Jenderal S.Parman, salah satu korban pembunuhan 55 tahun lalu yang ternyata di balik peristiwanya ada campur tangan dari sang kakak.