Kisah cinta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono rasanya layak dijadikan inspirasi bagi pasangan muda yang saat ini sedang kasmaran. Dalam bukuSBY, Sang Demokratterbitan Dharmapena Publishing tahun 2004, kisah cinta atau pertemuan SBY dan Ani Yudhoyono itu diungkap.

Dilansir dari Kompas.com yang telah menceritakan sebagian isi buku itu, pertemuan SBY dan Ani Yudhoyono pertama kali terjadi pada tahun 1973. Saat itu bertepatan dengan acara peresmian barak taruna di Magelang. SBY yang kala itu didapuk sebagai Komandan Divisi Korps Taruna, harus melaporkan kepada sang Gubernur, Sarwo Edhie Wibowo yang akan memberikan kata Sambutan di Balai Taruna.

Tak disangka, di situ pula SBY pertama kali bertemu Ani yang ketika itu sedang berlibur di Lembah Tidar. Mata keduanya pun bertemu pandang. Jantung SBY tiba-tiba berdegub kencang. Sementara pipi Ani merah merona tersipu malu.

Ani, salah satu putri kesayangan Gubernur Akabri itu memang tinggal di Jakarta dan ia baru kali itu ke Magelang menemui orang tuanya. Ani yang kala itu masih gadis terpesona oleh sosok SBY muda yang saat itu memiliki postur tubuh yang tinggi, gagah, berwibawa, tampan, atletis dan tenang. Ditambah lagi saat itu SBY mengenakan pakaian dinas tarunanya.

Tak disangka-sangka, ketertarikan Ani Yudhoyono juga disambut oleh SBY. Saat itu, SBY merasa ada feeling, ia ingin mengenal Ani lebih dekat. Sejak saat pertemuan itu, setiap ada pesiar, SBY selalu menyempatkan diri ke rumah Dinas Gubernur. Sekali lagi, SBY mencoba keberuntungannya, siapa tahu ada Anisedang di Magelang.

Setelah sekian lama, akhirnya SBY dan Ani Yudhoyono menjalin hubungan menjadi berpacaran. Seiring berjalannya waktu, keduanya pun semakin mengenal satu sama lain.Ani menemukan kedewasan yang lebih pada diri SBY. Sedangkan SBY, ia mendapatkan perhatian yang lebih dari kasih sayang yang diberikan Ani.

Ani melihat SBY berbeda dengan teman-teman kuliah nya yang ia kenal selama ini. Semakin lama Ani melihat, putra pasangan Soekotjo dan Siti Habibah itu semakin matang, tidak pernah emosional. Berbicara pun selalu teratur, walaupun cakupan pembicaraanya belum terlampau luas.

Akhirnya, tibalah waktu di mana SBY mulai menceritakan perihal hubungan cintanya kepada sang ayah, Soekotjo (seorang pensiunan Danramil) di Pacitan. Ketika mendengar kabar kedekatan putranya dengan anak Gubernur yang pangkatnya Mayor Jenderal, ayahnya terkejut bukan main. Saat itu Soekotjo menganggap, putranya tunggalnya salah memilih teman, hingga berani-beraninya mengoda putri seorang jenderal.

Kegelisahaan hati pun dirasakan oleh ayah SBY, Soekotjo. Saat itu SBY berkali-kali meyakinkan orang tuanya bahwa ia tidak pernah minder atau kecil hati berpacaran dengan anak jenderal. SBY juga menekankan kepada ayahnya, bahwa ia tidak pernah canggung bergaul dengan siapa saja, termasuk dengan anak jenderal, teman-temannya di Akabri.

Setelah mencoba meyakinkan ayahnya, sang ayah akhirnya luluh, kegelisahaan hatinya pun perlahan sirna. Soekotjo pun akhirnya menganggap kekhawatirannya itu terlalu berlebihan. Sebab, rupanya Sarwo Edhie sendiri tidak berperasaan sama seperti dirinya.

Soekotjo berpikir, mungkin karena SBY pandai bergaul dan memiliki kepribadian baik sehingga Sarwo Edhie tidak pernah mempersoalkan latar belakang calon menantu yang memiliki ayah dengan pangkat jauh di bawahnya.

Dari hari ke hari, hubungan SBY dan Ani pun kian mendekat. Namun, sayang hubungan mereka harus terpisahkan oleh jarak. Lantaran saat itu Ani tinggal dan kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, tepatnya tahun 1973. Disinilah kisah kasih SBY dan Ani mulai dituangkan di dalam surat menyurat.

Tidak lama kemudian, mereka diharuskan berpisah cukup lama karena Ani harus ikut sang ayah yang mendapatkan tugas menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan. Sebelum Ani berangkat ke Korea Selatan, mereka pun melangsungkan pertunangan lebih dulu pada Febuari 1974 agar hubungan SBY dan Ani tetap dekat walaupun berjauhan tempat.

Setelah Ani kembali ke Tanah Air, hubungan jarak jauh rupanya masih terjadi. Kali ini giliran SBY yang pergi jauh. Saat itu, SBY sedang menempuh pendidikan lanjutan sebagai Airbhorne dan Ranger di Amerika Serikat.

Namun, tidak lama setelah SBY kembali dari Negeri Paman Sam, keduanya pun sepakat untuk membina rumah tangga. Tepatnya pada tanggal 30 Juli 1976, SBY dan Ani melangsungkan pernikahan.

Saat itu, SBY dan Ani dinikahkan bersama-sama dengan kedua saudara Ani. Pasangan pertama, Erwin Sudhono dengan Wrahasti Cendrawasih (Kakak Ani), pasangan kedua Hadi Utomo dengan Mastuti Rahayu (Adik Ani), dan pasangan ketiga SBY dan Ani sendiri. Ketiga menantu Sarwo Edhie itu ialah mantan-mantan Taruna Akabri. SBY angkatan 1973, saat menikah SBY berpangkat Letnan Satu.

Pesta pernikahan berlangsung meriah di Ballroom Hotel Indonesia. Saat itu pernikahan sengaja dilangsungkan bersama-sama. Sebab, sebagai seorang pejabat negara, Sarwo Edhie tidak punya waktu setiap tahun harus menikahkan putrinya.

Kini, kisah itu hanya tinggal kenangan. Pada Sabtu (1/5/2019) pukul 11.50 waktu Singapura, Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal dunia di National University Hospital, Singapura.