Apakah kamu pernah merasa ingin makan suatu makanan tertentu dalam jumlah yang banyak? Atau kamu punya kebiasaan ngemil yang berlebihan sehingga mengakibatkan naiknya berat badan?Hati hati, itu bisa jadi tanda-tanda dari emotional eating.

Emotional eating adalah respon yang timbul saat mengalami tekanan atau stres dengan cara mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah yang berlebihan. Emotional eating merupakan bentuk respon yang bersifat negatif dan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Saatsudah menjadi suatu kebiasaan, emotional eating dapat menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi, diabetes, gangguan tidur, gangguan pernapasan, dan meningkatnya risiko terkena penyakit jantung dan kanker.

Perhatikan tanda-tanda kamu sedang melakukan emotional eating. Saat kamu terobsesi dengan satu makanan tertentu bisa jadi kamu sedang melakukan emotional eating. Misalnya, kamu selalu memikirkan untuk memakan cokelat atapun mie instan setiap hari dan bahkan menggunakan makanan tersebut sebagai reward untuk dirimu setelah menjalani hari yang melelahkan. Kamu bahkan bisa memakan makanan tersebut dalam porsi yang berlebihan setiap harinya.

Makan dengan porsi yang berlebihan juga merupakan tanda dari emotional eating. Apalagi saat kamu tidak bisa berhenti makan bahkan saat sudah kenyang. Kamu juga akan merasa bersalah saat memakan makanan tersebut dan makan secara diam-diam. Selain itu kamu juga akan cenderung makan dengan lebih cepat. Bahkan kasus terburuk adalah kamu sampai tidak bisa lagi merasa lapar ataupun kenyang.

Lalu, bagaimana cara untuk mengendalikan emotional eating?

Pertama, kamu bisa mengontrol jam makanmu dan makan dengan porsi secukupnya. Makan yang berlebihan dalam waktu yang tidak beraturan dapat mengganggu sistem pencernaan dalam menyerap makanan dan dapat menyebabkan obesitas. Mengontrol jam makan dan porsi makan dapat membantu mengurangi kebiasaan emotional eating. Kamu juga bisa mengganti menu makananmu setiap hari dengan makanan yang lebih sehat seperti buah dan sayur, serta mengurangi junkfood.

Kedua, isi waktu dengan melakukan hobi saat muncul keinginan untuk makan di luar jam makan. Kamu memang bisa mengonsumsi buah untuk mengganti kebiasaan ngemil yang tidak sehat. Tetapi konsumsi buah dalam jumlah yang berlebihan juga akan memengaruhi kadar gula darah dalam tubuhmu. Daripada ngemil, kamu bisa mengisi waktu dengan melakukan hobi yang kamu sukai seperti menulis, gambar, nonton, atau melakukan aktivitas di luar ruangan seperti joggingmaupun hiking.

Ketiga, mengubah respon terhadap stres. Emotional eating merupakan salah satu cara kamu dalam mengatasi stres. Jadi hal yang perlu kamu lakukan adalah mengubah respon tersebut ke bentuk respon yang lebih efektif dan bermanfaat.

Beberapa cara yang dapat kamu lakukan adalah melakukan manajemen waktu dengan optimal, mengubah prioritas, istirahat sejenak dari aktivitas yang menyebabkan banyak tekanan dengan berlibur ataupun melakukan aktivitas menyenangkan lainnya, serta belajar melakukan teknik relaksasi. Kamu juga dapat bergabung dalam komunitas yang lebih positif yang dapat membantumu mengatasi stres yang kamu hadapi.

Stres memang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, belajar untuk dapat mengatasi stres dengan cara yang lebih positif juga dapat membantu menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental. Salah satu yang dapat kamu lakukan adalah dengan menghilangkan kebiasaan emotional eating tersebut dan mulai membentuk respon terhadap stres yang lebih positif.