Remaja zaman sekarang banyak yang tidak menyadari bahwa ia telah melakukan self harm. Banyak dari mereka yang mengira bahwa self harm hanyalah cutting (menyayat bagian tubuh tertentu seperti tangan). Namun, siapa sangka bahwa self harm memiliki banyak jenis yang terkadang tidak sengaja telah diakukanoleh remaja. Hampir semua remaja pernah melakukan self harm baik secara sengaja maupun tak disengaja.

Bagi yang belum paham, self harmadalah hal-hal yang menyakiti diri kita tetapi hal yang membuat sakit itulah yang membuat kita tenang. Menurut dr. kevin Adrian seperti dilansir dari Alodokter.com, self harm adalah perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Ini merupakan salah satu bentuk dari gangguan perilaku yang terkait dengan sejumlah penyakit kejiwaan.Menyakiti diri sendiri adalah perilaku yang disengaja dan diarahkan oleh diri kita sendiri. Seseorang yang melakukan self harm beranggapan bahwa dengan membuat dirinya tersiksa sekaligus dapat membuat dirinya sembuh dari luka tersebut.

Mengutip dari SehatQ, menurut dr. Reni Utari, penyebab self harm adalah sulit memahami atau mengekspresikan emosi, belum bisa melupakan trauma, sulit mengatasi tekanan psikologis dengan cara yang sehat, mengalami penolakan, kesepian, frustasi, atau bingung dengan masalah hidup.

Sebagai contoh dari orang terdekat, seperti keluarga (orang tua) yang suka membanding-bandingkan anak, memukuli anak, menyepelekan anak, menyumpahi anak, dan tidak mendengar keluh kesah anak. Lalu, teman yang suka melakukan perundungan, bahkan kekasih yang toxic, ataupun diri kita berada di lingkup yang tidak sehat. Itu semua dapat memicu remaja untuk melakukan self harmkarena mental setiap orang berbeda dan tidak semua orang kuat menghadapi hal tersebut. Kita tidak boleh menyepelekan mental seseorang karena kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik kita.

Banyaktindakan lain yang ternyata termasuk self harm. Pada tahun 2001, World Health Organitation (WHO) melaporkan bahwa perilaku melukai diri sendiri yang kemudian menjurus ke bunuh diri menyebabkan paling tidak 814.000 kematian di tahun 2000 (British Broadcasting Corporation (BBC, 2010). Self harm yang dimaksudkan bukan sebagai upaya remaja untuk bunuh diri, meskipun ini tidak berarti bahwa remaja tersebut mempertimbangkan bahkan melakukan untuk bunuh diri pada kesempatan lain. Tetapi ini adalah cara-cara yang berbahaya untuk mengatasi rasa sakit dan emosional yang terdapat dalam diri seorang remaja. Dan cara untuk merasakan bahwa remaja tersebut memiliki kendali atas situasi, menyakiti diri sendiri dan merasakan ketenangan sesaat dan melepaskan ketegangan.

Selain cutting, yang bisa dibilang self harm, di antaranya sebagai berikut.

1. Memukul-mukul kepala atau anggota tubuh lain.

2. Menjambak atau mencabuti rambut.

3. Tidak tidur atau makan agar sakit.

4. Ingin menabrakkan diri saat berkendara.

5. Sengaja merokok dan minum alkohol.

6. Dan hal-hal lain yang dapat membuat diri kita sendiri tersakiti.

Daripada menyakiti diri sendiri terdapat alternatif untuk membuat dirimu merasa lebih baik, di antaranya sebagai berikut.

1. Merobek kertas, koran, atau foto.

2. Menyanyi dengan suara keras dan menari hingga lelah.

3. Meremas benda, seperti bubble wrap.

4. Berteriak di bantal.

5. Mengikuti kegiatan yang memberi edukasi mengenai self harm.

Alternatif tersebut sama saja dengan pengalihan diri dari keinginan untuk menyakiti diri sendiri, seperti melakukan aktivitas fisik untuk meredakan kemarahan atau hal yang mengingatkan kita terhadap masalah tersebut. Lalu, kita harus mengenali hal yang dapat menyakiti diri sendiri, menyadari saat dorongan untuk menyakiti diri sendiri tersebut muncul, dan mencari seseorang yang dapat mendukung kita untuk dapat mengatasinya.

Tidak aneh jika melihat remaja yang melakukan jenis perilaku itu, karena remaja memiliki kekurangan yang jelas dalam kemampuan emosional. Artinya, mereka memiliki masalah dengan kesadaran dan ekspresi emosi mereka, dan tidak tahu bagaimana menghadapinya, juga tidak tahu mengapa mereka merasa seperti itu, sehingga mereka menggunakan perilaku yang menyakiti diri sendiri.Mereka adalah orang-orang yang cenderung sangat keras dengan dirinya sendiri, yang menunjukkan ketidakpuasan dengan apa yang mereka miliki atau apa yang tidak mereka capai dengan ledakan amarah yang diarahkan pada diri sendiri. Atau bahkan dorongan dari orang lain yang membuat mereka melakukan tindakan seperti itu.

Setiap remaja, termasuk kamu yang mengalami hal tersebut baiknya segera mendapatkan pertolongan psikolog. Karena tidak selamanya dengan alternatif di atas bisa mendapatkan apa yang kamu butuhkan. Terlebih hal tersebut hanya mengatasi masalahmu sementara. Bukannya lebih baik, kondisimu bisa saja memburuk.

Jangan takut untuk memeriksakan diri karena kesehatan mental itu sangat penting, apalagi takut dengan stigma orang lain seperti jika ke psikolog mengalami gangguan jiwa. Pemikiran tersebut harus dihilangkan. Pikirkan dirimu sendiri danjangan pedulikan omongan orang lain. Dengan pergi ke psikolog maka kamu akan mendapat bantuan dengan mengidentifikasi risiko bahaya akibat perilaku melukai diri sendiri, mencari tahu apakah ada anggota tubuh yang terluka dan dapat memberikan penanganan.

Kamu tidak harus berjuang sendirian, semua remaja yang mengalaminya akan berjuang bersama-sama untuk sembuh. Jangan pernah merasa sendirian, karena pada dasarnya diri kamulah yang berperan penting dalam kesembuhanmu.