Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari. Tidak ada manusia yang konkrit hanya hidup sebatang kara di dunia ini.

Namun, ada kalanya ketika hidup di tengah-tengah masyarakat atau lingkungan pergaulan dalam diri masing-masing orang timbul rasa minder, tidak percaya diri, dan rasa cemas. Rasa cemas ketika berada di lingkungan sosial ini sering kali disebut dengan istilah kecemasan sosial.

Kecemasan sosial adalah ketakutan yang berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain. Dengan kata lain, sebelum seseorang tersebut bertindak atau melakukan sebuah hal, ia cenderung berprasangka buruk terlebih dahulu tentang apa yang akan dipandang atau dinilai orang lain terhadap dirinya.

Memang benar kata pepatah yang mengungkapkan berpikir dahulu sebelum bertindak atau berbicara, tetapi dalam hal ini kamu tidak dianjurkan untuk tenggelam dalam pandangan orang lain terhadap dirimu yang justru dapat berpotensi menghambat langkahmu di kemudian hari.

Sejalan dengan kecemasan sosial yang melanda seseorang, saat ini generasi milenial, para muda-mudi juga sedang mengalami hal serupa yang sering disebut dengan istilah insecure. Ya, perasaan tidak nyaman dan merasa tidak mampu bahkan kadang sampai merendahkan diri sendiri ini adalah kebiasaan yang tidak baik.

Sebagai generasi muda, di mana harapan akan perbaikan kehidupan di masa depan adalah salah satu tanggung jawab kamu untuk mewujudkannya. Kamu berhak bermimpi dan bercita-cita setinggi mungkin dan tidak ada batasan dalam hal tersebut.

Memang tidaklah mudah untuk menghadapi tantangan sosial yang dari waktu ke waktu semakin rumit. Apalagi dengan kehadiran perasaan insecure yang akan semakin memperumit kehidupanmu.

Faktor kemunculan insecure pada diri tiap individu dipengaruhi oleh dua sisi, yakni dari sisi luar (eksternal) dan juga dari dalam diri (internal) .

Faktor eksternal yakni didominasi oleh faktor lingkungan di mana kamu biasa bergaul atau relation life circle. Pengaruh orang-orang yang berada di sekitarmu terkadang mampu menyugesti alam bawah sadarmu dan tentu berpengaruhh terhadap kehidupanmu. Bisa dikatakan sebagai salah satu indikator apakah kehidupan seseorang tersebut mengalami kemajuan atau justru kemunduran dapat diraba melalui lingkungan pertemanannya.

Kemudian saat ini media sosial juga memengaruhi bagaimana mindset kamu berkembang. Di era modern yang serba digital saat ini, sangat mudah untuk menjangkau informasi-informasi dari dunia luar yang begitu luas ini. Artinya, kamu akan semakin mudah mengetahui kehidupan orang lain yang mungkin dari luar terlihat lebih baik daripada kehidupan yang kamu miliki. Potensi membandingkan diri sendiri pun semakin besar.

Lalu faktor dari dalam ialah berada pada mindset atau pola pikirmu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh pepatah, musuh terbesar dirimu adalah diri kamu sendiri. Maka, apabila kamu tidak andal mengendalikan pikiranmu maka bisa saja kamu terjerumus ke dalam pikiran negatif seperti salah satunya muncul rasa insecure.

Jangan khawatir, insecure ada solusinya!

Tentu kamu tidak ingin menjadi manusia yang seumur hidup akan terkungkung dalam lingkungan yang begini-begini saja, bukan?

Kamu mempunyai hak untuk mengembangkan dirimu agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Akan sangat besar dampaknya ketika kamu sudah mulai mau untuk melangkahkan kaki menapaki dunia luar dan mulai keluar dari zona nyamanmu saat ini. Banyak menjalin relasi misalnya, akan mempermudah kaum generasi milenial untuk mengembangkan dunia karier agar semakin cemerlang.

Di tahap selanjutnya, ketika karier kamu sudah mulai naik dan cemerlang, kamu akan dengan mudah mampu menolong diri sendiri bahkan menolong orang lain. Dan hal yang demikian dapat tercapai dengan meningkatkan keercayaan dirimu untuk tampil di depan publik dengan sebaik dan semaksimal mungkin.

Berikut beberapa poin tentang tips bagaimana membangun rasa percaya diri dan membuang jauh-jauh rasainsecure di dalam diri yang bisa diterapkan, antara lain sebagai berikut.

1. Kenali diri sendiri.

Untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri, penting untuk terlebih dahulu mengenal siapa dirimu sebenarnya. Apa saja potensi yang kamu miliki akan dapat mendorongmu mengembangkan hal tersebut.

2. Mulai berhenti membandingkan diri dengan orang lain.

Sangat penting untuk memahami dan mengingat kembali, bahwa Tuhan ikut andil dalam kehidupan. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam keunikan, kelebihan, serta kekurangan yang berbeda-beda.

Kamu tidak bisa menetapkan standar kehidupanmu sama persis seperti kehidupan orang lain. Bukankah akan lebih menantang jika kamu hadir di tengah sosial dengan membawa perubahan yang berbeda antara satu dengan yang lain?

3. Melakukan hal-hal positif.

Banyak sekali kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk menyibukkan diri agar terhindar dari pikiran serta prasangka buruk terhadap orang lain maupun dirimu sendiri. Salah satunya dengan memperbanyak melakukan hal-hal positif yang mendatangkan kebaikan ke dalam dirimu.

Ketika sibuk mengurusi kehidupan orang lain, kamu tidak akan pernah ada waktu untuk mengurusi diri sendiri dan pasti akan tertinggal jauh dengan yang lain. Di saat orang tersebut sudah mencapai garis finish misalnya, kamu malah baru saja melangkahkan kaki.

Maka alangkah lebih baik jika kamu mengurusi dirimu sendiri dengan mencoba untuk melakukan hal-hal yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar agar energi positif juga dapat selalu menyertaimu.

4. Sadar bahwa dirimuberharga.

Orang lain saja bisa, mengapa kamu tidak? Ya, pertanyaan tersebut sangat efektif untuk memacu semangatmu dalam meningkatkan produktivitas sehari-hari. Kamu memiliki kesempatan yang sama antara satu dengan yang lain, hanya saja yang membedakan adalah mau atau tidak berjuang serta berusaha semaksimal mungkin agar dapat berada di level yang kamu inginkan.

Semoga dapat membantu, ya. Semangat,guys!