Pada hari Sabtu, 22 Mei 2021 lalu beberapa mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta mengadakan kegiatan webinar mengenai pemanfaatan teknologi penanaman berbasis hidroponik dengan menggandeng Sola Rumah Karya yang merupakan sebuah organisasi yang bergerak pada penanaman dan lingkungan.

Acara yang dihadiri lebih dari 20 orang peserta yang merupakan warga desa kampung Kawung Luwuk, Bogor, Jawa Barat ini berupaya untuk mengajak masyarakat Kota Bogor untuk memberikan edukasi terhadap kegiatan menanam yang tidak lagi melulu menggunakan tanah daratan sebagai media penanaman.

Dengan bertambahnya minat masyarakat dalam menanam tanaman, aktivitas yang saat ini relatif lebih banyak di rumah akibat merebaknya pandemi, membuat kita harus memutar otak mencari aktivitas baru sehingga bisa menikmati "karantina mandiri" yang sedang kita lakukan.

Inovasi pemanfaatan teknologi penanaman berbasis hidroponik

Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.

Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, seperti paprika, tomat, timun Jepang, melon, terong Jepang, dan selada. Selain jenis tanaman itu,banyak lagi yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada kegiatan hobi saja.

Agus Cahyono selaku resource development di tim gardening pada Sola Rumah Karya memaparkan bahwa penanaman berbahis hidroponik ini sangat bagus karena selain meminimalisir penggunaaan tanah dan dapat dilakukan di dalam rumah, tanaman yang dihasilkan tak kalah menyehatkan dibandingkan penanaman yang dilakukan dengan media tanah.

Dengan mempraktikkan metode penanaman hidroponik sistem wick yang merupakan metode sederhana dalam bertanam secara hidroponik seperti dalam cara budidaya cabai hidroponik, sistem ini juga merupakan metode bertanam hidroponik paling mudah, murah, dan sangat cocok bagi pemula atau para hobi tanaman indoor.

Adapun manfaatnya bagi kehidupan manusia dalam penerapan tanaman hidroponik ini adalah tanaman hidroponik tidak tergantung pada tempat dan musim (luas tanah dan ketinggian tempat) karena dapat dikelola oleh manusia secara khusus dan kondisi lingkungan terkontrol. Karena dengan teknik budidaya atau bertanam secara hidroponik dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki lahan. Bahkan tanaman hidroponik dapat diterapkan oleh penghuni apartemen sempit.

Bahkan informasi menambahkan, hasil dari tanaman ini dapat menghasilkan mutu yang lebih baik. Penanaman secara hidroponik dapat membuat produk bioteknologi sederhana dan baru yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam jangka luas, tenaga kerja yang diperlukan dapat terpenuhi dari desa maupun keluarga petani tanpa harus mendatangkan dari luar negeri.

Istilah hidroponik pertama kali digunakan pada pertengahan tahun 1920-an. Sedangkan metode untuk tumbuhan tanpa menggunakan tanah (hidroponik) telah diketahui sejak tahun 1600-an namun belum terlalu berkembang. Pada waktu itu, penelitian tentang hidroponik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang diperlukan tanaman agar dapat tumbuh subur. Para ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan memerlukan udara, air, dan unsur hara tertentu yang secara umum diserap dari dalam tanah.