Gagap merupakan suatu kondisi di mana penderitanya mengalami gangguan dalam berbicara. Gangguan ini menyebabkan penderita berbicara dengan suku kata yang diulang-ulang dan diucapkan secara berkepanjangan, sehingga aliran bicara menjadi tidak normal. Kondisi ini juga dapat disertai dengan perilaku berulang, seperti bibir bergetar dan kedipan mata yang cepat.

Gagap menyebabkan seseorang kesulitan untuk berkomunikasi sehingga tak jarang kondisi ini memengaruhi kualitas hidup seseorang. Pengidap gangguan bicara ini tahu apa yang ingin dikatakan, namun akan mengalami kesulitan ketika hendak mengatakannya. Mereka dapat mengulangi dan menyebutkan suku kata atau kalimat dengan lambat, dan juga dapat berhenti di tengah pembicaraan dan tidak bersuara pada suku kata tertentu.

Meskipun begitu, gagap merupakan suatu hal normal yang terjadi pada anak yang sedang belajar bicara. Umumnya, anak yang mengalami kondisi ini akan sembuh seiring berjalannya waktu. Namun, terkadang kondisi ini bisa menjadi kronis dan terus berlanjut hingga dewasa.

Berikut ini merupakan penyebab terjadinya gagapyang perlu diketahui:

1. Pertumbuhan.

Umumnya, gagap terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kondisi ini terjadi akibat keterbatasan dalam menyampaikan sesuatu yang dimaksud melalui perkataan. Hal ini tergolong wajar dan akan sembuh dengan sendirinya.

2. Gagap neurogenik.

Gagap neurogenik disebabkan oleh gangguan pada otak, saraf, serta otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu akibat kecelakaan atau adanya panyakit seperti stroke.

3. Gagap psikogenik.

Gagap jenis ini cenderung jarang terjadi. Penyebabnya adalah akibat adanya trauma atau masalah dalam pemikiran dan penalaran seseorang.Selain itu ada juga beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya gagap ataupun memperparah kondisinya, yaitu tumbuh kembang anak yang terhambat, jenis kelamin (gagap lebih banyak dialami oleh laki-laki), stres, dan faktor genetik atau turunan.

Ini merupakan beberapa gejala gagap.

Seseorang yang mengalami gangguan bicara berupa gagap biasanya mengalami kesulitan dalam berbicara, yakni dengan mengulang atau memperpanjang penyebutan suatu kata. Selain itu, gagap juga memiliki gejala fisik berupa bibir gemetar. Mata berkedip dengan cepat atau berlebihan, sering mengepalkan tangan, ketegangan pada wajah, dan otot wajah berkedut.

Gejala-gejala tersebut dapat memburuk jika penderita mengalami stres, banyak tekanan, terburu-buru, atau ketika terlalu bersemangat dalam menghadapi suatu hal. Meskipun begitu, gagap tidak muncul ketika penderita bernyanyi atau berbicara pada dirinya sendiri.

Begini cara yang dapat dilakukan untuk mengobati gagap.

Pada dasarnya, pengobatan dan penanganan gagap tergantung pada penyebab dari gagap itu sendiri dan disesuaikan dengan hasil dokter. Penanganan tidak dilakukan untuk menghilangkan gagap secara menyeluruh, namun membantu penderita untuk mengendalikan gejala-gejalanya.

Beberapa metode ini bisa dilakukan untuk mengatasi gejala gagap antara lain:

1. Tetap berbicara.

Biasanya pasien akan dituntun untuk berbicara perlahan sambil mengatur napas.

2. Menggunakan peralatan khusus.

Salah satu alat yang paling sering digunakan untuk mengatasi gejala gagap adalah Delayed Auditory Feedback(DAF). Alat ini bekerja dengan cara mengulang apa yang penggunanya ucapkan. Sehingga membuat seolah-olah pengguna berbicara serentak dengan orang lain.

3. Terapi perilaku kognitif.

Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir yang dapat memperparah kondisi gagap.