Dalam sesi Tech Talks pada hari Sabtu (23/02) yang membahas topik Data Platform and Business Intelligence, Jenius Co. Creation Week menghadirkan Muhammad Adrian, yaitu Group Head of Mobility-Business Intelligence dari perusahaan GO-JEK. Muhammad Adrian mengawali sesi dengan menceritakan bagaimana GO-JEK yang mengawali usahanya di tahun 2010 dengan layanan call center sebagai penghubung ojek dan customer pada akhirnya mampu menambah berbagai bentuk layanan selain penyedia jasa ojek hingga mencapai ekspansi bertaraf internasional di tahun 2018. Data memiliki peranan penting bagi perusahaan yang berhubungan dengan teknologi, tak terkecuali bagi GO-JEK.

Keluhan pengemudi ojek pangkalan yang hanya dapat mencari customer dalam wilayah terbatas serta tingginya tarif yang "ditembak" pengemudi ojek menurut customer bahkan menjadi data-data sederhana yang menjadi cikal-bakal berdirinya GO-JEK. Dalam era perkembangan teknologi dan komunikasi yang begitu pesat, permasalahan yang dirasakan perusahaan tidak lagi berhubungan dengan kurangnya data, melainkan bergeser ke arah bagaimana perusahaan mampu melihat nilai atau makna yang sebenarnya dari banyaknya data yang tersedia. Oleh karena itu, GO-JEK memiliki tim khusus yang bekerja untuk menjaga keberlangsungan siklus penggunaan data, yaitu data engineering, business intelligence, dan data science.

Sinyal-sinyal yang dihasilkan dari berbagai aktivitas GO-JEK ada yang kurang penting untuk diperhatikan (noise) dan ada pula yang berpeluang untuk dipertimbangkan. Tim data engineering akan mengubah sinyal yang berpotensi tersebut menjadi data. Selanjutnya tim business intelligence hadir untuk memanfaatkan penggunaan data secara maksimal melalui proses pengorganisasian dan pengelompokkan kumpulan data menjadi informasi yang memiliki makna (insight).Tim data science selanjutnya akan merealisasikan nilai dari informasi menjadi tindakan (action) serta membangun berbagai model perkiraan untuk mencegah dan mengatasi kemungkinan timbulnya risiko.

Data-data yang telah diubah menjadi informasi bermakna selanjutnya akan digunakan oleh tim data science dan produt/business yang dimiliki GO-JEK untuk menetapkan tujuan, membuat skala prioritas, menghubungkan customer dengan ojek terdekat melalui match making algorithm, hingga merekomendasikan restoran berdasarkan makanan dan minuman yang sering dipesan customer dengan menggunakan recommendation algorithm.

Berdasarkan sesi Tech Talks yang berlangsung selama satu jam ini, Muhammad Adrian memberikan perspektif baru tentang bagaimana besarnya kuantitas data yang tersedia ternyata belum tentu menjamin besarnya keuntungan yang akan didapatkan perusahaan. Prinsip yang harus diperhatikan perusahaan adalah memahami bagaimana cara mengolah data yang sudah ada menjadi informasi yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat keputusan yang menguntungkan serta menciptakan upaya pencegahan dalam menghadapi risiko.