Kanker paru-paru stadium IVB baru saja merenggut nyawa Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Ia menghembuskan napas terakhirnya di Guangzhou, China, pada Minggu, 7 Juli 2019 lalu setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang diidapnya sejak lama.

Bapak bencana, begitulah ia sering disebut sebagai salah satu sosok yang giat memberikan informasi mengenai data-data akurat terkait bencana alam yang terjadi di Indonesia. Sejak divonis mengidap kanker paru-paru stadium IVB pada Desember 2017 lalu, ia tidak pernah menyerah dan patah semangat melawan penyakitnya, bahkan ketika ia juga harus berjuang menentang dan mengonfirmasi berita-berita bohong atau hoaks mengenai bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Ini bahaya menjadi perokok pasif dan cara menghindarinya

Sebelum meninggal dunia, Sutopo pernah menceritakan kisahnya dalam sebuah video tentang bagaimana ia bisa mengidap penyakit kanker paru-paru stadium IVB, padahal ia bukanlah seorang perokok. Video yang diunggah pada laman facebook @suaratanparokok pada Senin, 8 Juli 2019 lalu itu menjadi viral sekaligus menjadi sebuah kisah yang mengingatkan kita tentang bahaya rokok, tidak hanya bagi perokok aktif tetapi juga bagi perokok pasif.

Sutopo mengaku dalam video tersebut bahwa ia mengalami batuk-batuk dan nyeri di tulang sejak lama, lantas ia kemudian memeriksakan dirinya ke dokter hingga akhirnya divonis kanker paru-paru stadium IVB. Setelah divonis penyakit mematikan tersebut, ia mengaku kaget karena dirinya bukanlah seorang perokok, begitu pula dengan keluarganya. Ia juga mengaku selama ini memiliki pola hidup yang sehat. Tetapi satu yang tidak bisa ia pungkiri, yaitu ia bekerja di lingkungan perokok yang menjadikannya sebagai perokok pasif.

Saya hidup sehat, ya ada kemungkinan salah satu sebabnya adalah saya perokok pasif, kata Sutopo dalam video tersebut. Sutopo juga tidak lupa berpesan dalam video tersebut kepada generasi muda terutama anak-anak untuk menjauhi rokok.

Kanker paru-paru stadium IVB yang diderita Sutopo menjadi salah bukti bahaya rokok meskipun tidak merokok secara langsung. Nah, sebelum menjadi korban berikunya, kenali bahaya dan dampak menjadi perokok pasif serta cara menghindar dari bahaya tersebut.

Bahaya dan dampak menjadi perokok pasif.

Ini bahaya menjadi perokok pasif dan cara menghindarinya

Hampir semua orang mungkin sudah cukup familiar dengan slogan peringatan bahaya merokok yang berbunyi merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan serta janin. Bahkan, slogan ini dicantumkan juga pada kemasan rokok itu sendiri.

Tidak hanya bagi perokok aktif yang langsung mengisap dan menghirup asap rokok, bahaya ini juga berpotensi mengancam perokok pasif. Asap rokok sudah dipastikan menjadi penyebab utama kanker paru-paru pada manusia. Meskipun tidak pernah merokok, risiko mengidap penyakit kanker paru-paru serta serangan jantung bagi perokok pasif meningkat 25 30% dibanding dengan non perokok pasif (tidak pernah terkena paparan asap rokok). Lebih parahnya lagi, selain kanker dan serangan jantung bagi perokok pasif, juga dapat menyebabkan stroke akibat penyempitan pembuluh darah alias aterosklerosis yang disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya mengeras menjadi plak. Jika sudah terserang penyakit-penyakit ini, tidak menutup kemungkinan bahwa kematian akan menyambut segera di depan mata.

Cara menghindar dari bahaya menjadi perokok pasif.

Ini bahaya menjadi perokok pasif dan cara menghindarinya

Mencegah bahaya dan dampak menjadi perokok pasif, tentunya dengan menghindar dari penyebab utamanya yaitu asap rokok. Menjauhlah dari tempat kumpulan asap rokok seperti smoking area yang ada di tempat-tempat umum. Jika kamu memiliki orang terdekat yang menjadi perokok aktif, mintalah pada mereka tanpa membuat mereka tersinggung untuk tidak merokok di sekitar kamu atau orang lain yang juga tidak merokok. Bagaimanapun caranya, berusahalah menghindari asap rokok demi mencegah penyakit yang mematikan akibat asap rokok itu.