Pantai Selatan keberadaannya ada di selatan pulau Jawa dan diidentikan dengan sosok penguasa Laut Selatan. Sudut pandang mistis selalu membayangi segala peristiwa di garis pantai yang menghadap "Palung Jawa".

Palung tersebut terletak di timur laut samudera Hindia dan membentang sejauh sekitar 2.600 kilometer, dengan kedalaman mencapai sekitar 7.700 meter. Dalam daftar peringkat, palung Jawa berada di posisi kedua palung terdalam di samudera Hindia setelah palung Diamantina.

Bicara tentang pantai dan palung, ada satu fenomena yang sering menelan korban jiwa, namun ujung-ujungnya peristiwa tersebut kerap kali dihubungkan dengan sudut pandang mistis.Fenomena tersebut sebenarnya tidak adahubungan sama sekali dengan hal-hal yang berbau mistis, tetapi benar-benar ilmiah dan bisa dibuktikan, baik secara teori maupun visual. Bahkan, penampakan fenomena ini jauh lebih berbahaya ketimbang ketika kita melihat penampakan Kuntilanak, Pocong, Genderuwo, Sundelbolong, serta sejenisnya.

Dari sudut pandang ilmiah di balik fenomena itu dikenal dengan sebutan "Bolerang" atau "Rip Current". Bolerang merupakan areal berkategori sangat berbahaya, dan apabila ada orang yang masuk areal tersebut, kemungkinan bisa lolos sangatlah kecil. Apabila melihat keberadaan bolerang ini saat ada di tepian pantai, jauhilah areal tersebut.

Sudah banyak korban jiwa akibat fenomena bolerang ini dan keberadaannya sering kurang mendapat perhatian dari pengunjung kawasan pantai. Padahal, bolerang adalah areal mematikan bagi siapa saja yang memasukinya.

Secara visual, fenomena bolerang ditandai dengan ombaknya yang tenang atau tidak pecah, tetapi hanya menggelundung, sedangkan di sisi sekitarnya berombak dan pecah. Padahal, di balik visualisasi tersebut, di sisi lain ombak memecah besar.

Pandangan awam lebih cenderung berpikir kalau ombaknya tenang dan tidak pecah adalah aman. Tapi justru sebaliknya, di situlah areal paling mematikan di sepanjang garis pantai.

Bolerang sendiri merupakan cekungan dalam yang lebih mirip sungai di laut, dan arus bawahnya mengalir deras ke tengah laut atau ke arah cekungan yang lebih dalam.Kecepatan normal arus tersebut mencapai 0,5 meter per detik dan dapat berubah menjadi 2,5 meter per detik. Arus ini dapat pindah ke lokasi yang berbeda pada patahan pantai hingga puluhan meter.

Untuk mengetahuinya lebih jauh secara visual, bolerang tersebut ombaknya menggelundung, tidak seperti area lain yang ombaknya memecah. Di samping itu, warna air terlihat agak berbeda dari air di kanan kirinya, yaitu lebih gelap sekaligus menandai bahwasannya areal tersebut lebih dalam dibanding sekitarnya.

Dalam sudut pandang umum, bolerang biasanya menjorok ke daratan, sekitar 5 hingga 10 meter dari garis bibir pantai, dan jika air laut surut, jaraknya mencapai sekitar 20 hingga 25 meter. Tetapi angka-angka tersebut normatif, bisa dibawahnya, bisa juga diatasnya, tergantung kondisi alam masing-masing pantai.

Bolerang bisa dikatakan "ekor" dari palung laut, atau mirip sungai bawah laut yang akan menarik siapa saja ke palung laut yang dalam sekali.Arus yang mengalir sangat kuat ke arah laut dari sekitar pantai dapat terjadi pada setiap pantai yang bergelombang pecah. Arus ini sangat berbahaya dan sanggup menyeret orang yang berenang memasuki arealnya.Ketika gelombang angin sangat kencang atau saat air pasang sedang rendah, arus menjadi lebih kuat dan sangat mematikan. (dodik)