Orang yang makan terlalu cepat cenderung menjadi gemuk dan mengembangkan sindrom metabolik (Mets). Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular.Hal ini terungkap dalam penelitian pendahuluan yang dipresentasikan dalam American Heart Association tahun 2017 yang diadakan di Anaheim, California.

Hati-hati, makan terlalu cepat dapat menyebabkan obesitas

Foto: webMD.com

Penelitian ini menemukan bahwa orang yang melahap makanannya dengan cepat memiliki peluang lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan mereka yang makan makanannya secara perlahan. Sindrom metabolik bukanlah penyakit, tetapi terjadi ketika seseorang memiliki tiga dari lima faktor risiko berikut: obesitas perut, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol baik.

Sementara penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara kecepatan makan dan obesitas, para peneliti mengatakan ada informasi terbatas yang tersedia tentang hubungan antara makan terlalu cepat dan sindrom metabolik.

Sebuah tim dari Universitas Hiroshima di Jepang menyelidiki lebih dari 1.000 pria dan wanita Jepang dengan usia rata-rata lebih dari 50 tahun yang tidak memiliki sindrom metabolik sebelum penelitian. Setelah lima tahun, para peneliti menemukan bahwa pemakan cepat lebih mungkin (11,6%) untuk mengembangkan sindrom metabolik daripada pemakan normal (6,5%) atau pemakan lambat (2,3 persen).

"Makan lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu mencegah sindrom metabolik," kata Takayuki Yamaki, M.D., penulis studi dan ahli jantung di Universitas Hiroshima di Jepang dalam sebuah pernyataan.

Ketika orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan lebih cenderung makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin." Tambahnya.

Hasil penelitian muncul ketika AS sedang berjuang melawan epidemi obesitas. Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk 2011-2014, lebih dari sepertiga (36,5%) dari populasi orang dewasa di AS mengalami obesitas. Prevalensi obesitas ditemukan lebih tinggi pada wanita (38,3%) daripada pria (34,3%). Dan kondisi yang berhubungan dengan obesitas seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2 dan jenis kanker tertentu adalah beberapa penyebab utama kematian yang dapat dicegah.