Awal tahun 2019 menjadi suatu awal yang baik bagi sektor tunggal putri bulu tangkis Indonesia setelah Fitriani berhasil menjadi juara dalam turnamen pembuka BWF Tour, yaitu Thailand Masters S300. Gelar juara Thailand Masters ini mengakhiri dahaga atas gelar tunggal putri di turnamen internasional sekaligus mencatatkan beberapa sejarah seperti berikut.

1. Fitriani menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang memenangkan gelar juara BWF World Tour.

2. Fitriani menjadi tunggal putri Indonesia pertama setelah Lindaweni Fanetri yang memenangi gelar setingkat GPG (Grand Prix Gold) / Super 300+ di luar Indonesia. Setelah Lindaweni menjuarai Syed Modi International 2012, Adriyanti Firdasari menjuarai Indonesia Masters 2014, dan sekarang Fitriani di Thailand Masters 2018, praktis hanya di tiga turnamen inilah Indonesia meraih gelar juara tunggal putri level GPG / Super 300 ke atas.

3. Fitriani menjadi tunggal putri non-Thai pertama yang menjuarai Thailand Masters sejak edisi perdananya dihelat pada tahun 2016.

4. Dengan gelar juara ini, Indonesia menjadi negara keenam yang mengoleksi setidaknya 1 gelar juara BWF World Tour di kelima sektor yaitu tunggal putra (MS), tunggal putri (WS), ganda putra (MD), ganda putri (WD), serta ganda campuran (XD) setelah China, Jepang, Korea, Denmark, dan Malaysia.

Dengan tambahan satu gelar ini, Fitriani kini telah mengoleksi 3 gelar juara di level internasional, gelar-gelarnya sebagai berikut.

1. Final Indonesia International Series 2015.Fitriani [INA] vs [INA] Aprilia Yuswandari.13-21 21-13 21-13.

Fitriani, Sang Pelepas Dahaga gelar tunggal putri Indonesia awal tahun

Gelar juara Indonesia International Series 2015 merupakan gelar juara pertama Fitriani di kelas senior tingkat internasional. Di final, Fitri mampu mengalahkan senior sekaligus mantan pemain tunggal putri Pelatnas sarat pengalaman, Aprilia Yuswandari. Fitriani didampingi oleh Coach Sarwendah Kusumawardhani ketika menekuk Aprilia di partai puncak.

2. Final Indonesia International Challenge 2016.Fitriani [INA] VS [INA] Hanna Ramadini.21-19 21-18.

Fitriani, Sang Pelepas Dahaga gelar tunggal putri Indonesia awal tahun

Fitri memetik gelar juara kedua kelas senior di tingkat senior pada Indonesia International Challenge 2016. Di final, Fitri mengalahkan rekan sesama Pelatnas, Hanna Ramadini, dengan dua game langsung. Final ini merupakan final kedua Fitri di kelas International Challenge. Di final pertama, Orleans Internasional 2016, Fitri takluk dari jago Malaysia Goh Jin Wei dengan rubber game. Kini Hanna sudah tidak menghuni Pelatnas dan masih aktif mengikuti turnamen kelas nasional.

3. Final Thailand Masters Super 300 2019.Fitriani [INA] VS [THA] Busanan Ongbamrungphan.21-12 21-14.

Fitriani, Sang Pelepas Dahaga gelar tunggal putri Indonesia awal tahun

Fitri perlu menunggu waktu 2 tahun lebih untuk memetik gelar juara di kelas turnamen lebih tinggi. Final Thailand Masters merupakan final pertama Fitri di kelas Super 300 atau setara Grand Prix Gold di jamannya. Prestasi terbaik Fitri di level ini adalah menjadi semifinalis. Fitri langsung menjadi juara di final perdana dengan mengalahkan wakil tuan rumah. Dalam perjalanan menuju juara Fitri juga mengandaskan unggulan 1, Nitchaon Jindapol yang juga merupakan andalan dari tuan rumah.

Bagi Fitriani sendiri, gelar ini sangat penting bagi dirinya untuk menambah kepercayaan diri setelah hasil yang bisa dibilang kurang memuaskan pada tahun 2018 di mana dia hampir selalu kandas, bahkan jarang sekali masuk fase semifinal di setiap turnamen yang diikutinya. Apalagi setelah rentetean hasil buruk tersebut, Fitri, sapaan akrabnya, banyak sekali menerima kritikan dan bahkan sampai cemoohan dari para fans bulu tangkis Indonesia. Namun dengan adanya gelar ini di awal tahun 2019, semoga ke depannya Fitriani selalu konsisten memberikan penampilan terbaiknya untuk Indonesia. Semangat Fitriani!