Penyemprotan disinfektan di berbagai daerah dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona yang sedang membuat geram masyarakat. Salah satunya dilakukan di jalanan dengan cara menyemprotkan disinfektan ke lingkungan sekitar.
Mengutip pernyataan Sari, seorang ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2019 yang mengimbau penggunaan disinfektan hanya pada benda yang disentuh banyak orang, seperti gagang pintu, saklar lampu, toilet, dan sebagainya. Penggunaannya juga harus hati-hati agar tidak terkena mata atau kulit.
Selain itu, menurut penelitian Corey dkk. dan Dumas dkk., jika seseorang secara berulang menghirup cairan disinfektan yang terbang ke udara, memiliki risiko untuk mengalami masalah pernapasan kelak (seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik).
Lalu, bagaimana dengan penyemprotan besar-besaran tanpa pandang bulu ini? Virus pun belum tentu musnah karenanya.
Menurut pernyataan Zhang Liubo di sciencemag.com, seorang ahli dari Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) di Cina, penyemprotan disinfektan berulang secara masif ini akan merusak lingkungan. LIPI pun tidak menyarakan membersihkan benda dengan cara disemprot karena akan membuat virus yang ada pada benda terbang ke udara.Apalagi menurut surat kabar Tufts Environmental Health and Safety (2020), cairan disinfektan ini juga dapat membuat karat dan rusak pada beberapa perabotan seperti besi stainless.Terlebih lagi, cairan disinfektan ini cepat hilang di bawah sinar matahari, sehingga kurang efektif jika dilakukan di jalan yang sering terpapar sinar matahari.
Dengan masyarakatyang terus melakukan kegiatan lalu-lalang di sepanjang jalan, risiko memang selalu ada. Penyemprotan disinfektan di jalanan ini memang akan melindungi, namun hanya sesaat setelah disemprotkan dan dengan bahaya yang begitu besar.
Sebaiknya masyarakat tetap mengikuti anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk tetap menjaga kebersihan diri dengan cuci tangan rutin dan hindari menyentuh bagian wajah. Lakukan etika batuk dan bersin yang benar, dengan menutup hidung atau mulut dengan siku ketika akan bersin atau batuk.
Source
- American Association for the Advancement of Science. Does disinfecting surfaces really prevent the spread of coronavirus? [Internet]. Science | AAAS. 2020 [Diakses pada tanggal 29 Maret 2020]. Tersedia di: https://www.sciencemag.org/news/2020/03/does-disinfecting-surfaces-really-prevent-spread-coronavirus#
- Casey M, Hawley B, Edwards N, Cox-Ganser J, Cummings K. Health problems and disinfectant product exposure among staff at a large multispecialty hospital. American Journal of Infection Control. 2017;45(10):1133-1138.
- Dumas O, Varraso R, Boggs K, Quinot C, Zock J, Henneberger P et al. Association of Occupational Exposure to Disinfectants With Incidence of Chronic Obstructive Pulmonary Disease Among US Female Nurses. JAMA Network Open. 2019;2(10):e1913563.
- Sari A. Daftar Sementara Bahan Aktif dan Produk Rumah Tangga untuk Disinfeksi Virus Corona Penyebab COVID-19 [Internet]. Lipi.go.id. 2020 [Diakses pada tanggal 29 Maret 2020]. Tersedia di: http://lipi.go.id/berita/Daftar-Sementara-Bahan-Aktif-dan-Produk-Rumah-Tangga-untuk-Disinfeksi-Virus-Corona-Penyebab-COVID-19/21979
- Tufts Environmental Health and Safety. Disinfectants: Bad for Microbes, Bad for You. [Internet]. 2020 [Diakses pada tanggal 29 Maret 2020];:10. Tersedia di: https://viceprovost.tufts.edu/ehs/files/Disinfectants-Bad-for-Microbes-Bad-for-You.pdf
- World Health Organization. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations [Internet]. Who.int. 2020 [Diakses pada tanggal 29 Maret 2020]. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/modes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations