Saat ini makin banyak aplikasi yang ditawarkan oleh platform digital untuk meningkatkan akselerasi dalam berkomunikasi via gawai aneka merek sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Ada aplikasi WhatsApp, Line, dan juga Telegram, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.Aplikasi WhatsApppunjamakdigunakan daripada dua aplikasi lainnya.WalauWhatsApp (WA) memiliki kendala dalam pengiriman file yang memiliki memori besar.

Tetapi terkadang muncul hal menjengkelkan bagi sesama pengguna WhatsApp. Terlebih bagi remaja yang sedang memadu kasih. Nah,menurut Sedoyo Mawut terdapat enam hal yang sering dirasakan para pria, yangkerapberharap ketika sedang berkomunikasi via WhatsApp tetapi sering di-prank atau bahkan di-ghosting, padahal statussi doi jelas-jelas masih onlinedi aplikasi tersebut.

1.Si doi sedang sibuk dengan teman pria lain (Dheke sibuk).

Makanya jangan terlaluGR kalau teman dekat wanitamu cuma mau chattingan sama kamu saja. Bisa jadi ketika chatingan bahasa kamukurang asyik dan menarik, sehinggasi doi mencari teman yang lebih asyik daripada kamu.

2.Si doi bingung bagaimana mau membalas chattingkamu (Dheke bingung arep balesi apa).

Mungkinsi doi kehabisan kata-kata sehingga bingung mau balas apa. Atau bisa jadi chattingan kamu basa basinya itu-itu melulu, sehingga doi merasa malas kalau mengetik cuma itu-itu aja, diulang-ulang terus.

3. Barangkali si doi sedang memilih emoticon yang pas sesuai dengan suasana hatinya (Dheke lagi golek emoticon sing cocok).

Wanita itu banyak pertimbangan ketika mau mengungkapkan suasana hati, termasuk ketika memilih emoticon yang pas. Sehingga butuh waktu yang lama untuk memilih beberapa emoticon yang bisa mewakili suasana hatinya.

4. Si doi mungkin lupa kalau masih chattingan dengan kamu (Dheke lali).

Mungkin saja, doi dalam waktu yang bersamaan masih chattingan dengan beberapa kontak nama, atau beberapa grup WhatsApp yang ia ikutidan sedangseru-serunya, sehingga ia pun lupa chattingan kamu seketika.

5. Si doi menganggap kamu sudah tidak penting lagi (Dheke ora penting).

Mungkin kamu pernah nge-ghostingsi doi, dan perasaan ini sungguh sangat membekas di hatinya. Sehingga ketika kamu mengajak chattingan, ia pun ganti membalas nge-ghostingkamu karena kamu sudah tidak penting lagi baginya.

6. Si doi tidak peduli lagi pada kamu karena kamu (Dheke ra dianggep).

Mungkin karena sudah terlalu lama, setelah mengenal kamu sudah tidak asyik untuk diajak berkomunikasi via WhatsApp atau sudah tak dianggap sebagai teman dekatnya lagi, bisa jadi si doi sudah punya teman baru yang lebih asyik dan membuatnya lebih enjoybuat chattingan.

Demikian kata Sedoyo Mawut, salah content creator yang terkenal dengan narasi konten-kontenya yang selalu digandrungi oleh penggemarnya dalam salah satuunggahan di Instagram Sedoyo Mawut. Ada saja kreativitas kaum milenial dalam membuat konten berbahasa Jawa gaul dan ikut meramaikan jagat media sosial. Konten tersebut juga ramai dijadikan story WA para follower Sedoyo Mawut.Biasanya Sedoyo Mawut membuat konten-konten berupa audio disertai kata-kata penyemangat dalam bahasa Jawa ngoko, walaupun terkadang juga diselipi kata-kata misuh (makian).

Saat ini followers-nya sudah mencapai 186k. Sedoyo Mawut juga merambah ke dunia tarik suara dengan genre dangdut dan hip-hop. Kebanyakan liriknya pun berbahasa Jawa dan hanya beberapa yang liriknya berbahasa Indonesia di channelYouTube Sedoyo Mawut Project yang saat ini sudah mencapai 43,2 rb subscriber.

Sedoyo Mawut adalah konten kreator dari kampung. Seorang pemuda kampung dengan ciri khasnya kata-kata misuh (makian) dalam bahasa Jawa dengan kreativitas dalam merangkai kata-kata merambah dunia maya. Keberadaannya pun mulai diakui dikalangan konten kreator khususnya di DIY.

Oleh:JUNAEDI, esais Mbantul