Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah karyawan. Karyawan merupakan ujung tombak dari sebuah perusahaan. Apabila karyawan memiliki kemampuan dan keterampilan yang mumpuni dalam melaksanakan pekerjaannya, tentu saja akan dapat memajukan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki strategi dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui program pelatihan (training) yang dibuat sesuai kebutuhan perusahaan.

Mangkuprawira (dalam Kandou, 2013) menjelaskan bahwa pelatihan (training) adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Tidak jauh berbeda, (Aditya, 2015) menyatakan bahwa pelatihan (training) merupakan proses peningkatan dan usaha untuk menyempurnakan bakat-bakat, keterampilan, kecakapan, kemampuan dan keahlian karyawan dalam menghadapi tugas-tugas pekerjaannya serta guna mewujudkan tujuan perusahaan.

Pelatihan (training) memiliki manfaat yaitu diantaranya (a) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas, (b) Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai standar kinerja yang dapat diterima, (c) Menciptakan sikap loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan, (d) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia, (e) Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja, (f) Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka (Hutajulu & Supriyanto, 2013).

Perusahaan dalam menentukan kebutuhan pelatihan (training needs) biasanya akan membuat analisis kebutuhan (needs analysis) terlebih dahulu yang bertujuan untuk menentukan jenis pelatihan seperti apa yang sesuai dengan tujuan organisasi/perusahaan. Salah satu jenis analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu melalui analisis individu.

Analisis individu ini bertujuan untuk mengetahui karyawan yang membutuhkan pelatihan (training). Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat mengetahui karyawan yang membutuhkan pelatihan yaitu:

(1) Melihat skor penilaian kerja (performance appraisal): Dengan melihat penilaian kerja (performance appraisal) akan dapat lebih mudah melihat skor karyawan.

(2) Survey: melalui survey akan dapat mengetahui apa yang di butuhkan karyawan dalam pelatihan.

(3) Interview: melalui Interview akan dapat mengetahui perasaan dan sikap pegawai

(4) Melalui pemberian test kemampuan dan pengetahuan (skill and knowledge testing) (Aamodt, 2010).

Perusahaan yang menjalankan pelatihan (training) membutuhkan metode yang tepat agar pelatihan (training) tersebut dapat dengan mudah diterapkan oleh karyawan yang menjadi peserta pelatihan (training). Beberapa metode yang dapat diimplementasikan dalam program pelatihan (training) adalah sebagai berikut:

(1) On the Job Training (OJT) : Merupakan bentuk pelatihan kerja dengan melakukan praktek secara langsung terkait dengan upaya untuk peningkatan kemampuan kerja karyawan. Metode pelatihan on the job training yang digunakan yaitu meliputi:

- Instruksi: Merupakan bentuk pelatihan dengan memberikan instruksi secara langsung kepada karawan yang bersangkutan sehingga karawan memiliki kemampuan dalam bekerja.

- Rotasi: Melakukan rotasi atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan karawan diperusahaan, dimana rotasi digunakan untuk menghilangkan tingkat kejenuhan karawan.

- Magang: Kegiatan magang dilakukan untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada karawan yang benar-benar berupaya memaksimalkan potensi kerja kayawan.

- Pelatihan Jabatan: Upaya untuk memberikan jaminan bahwa aktivitas karyawan telah bekerja sesuai dengan ketentuan (Subekti, Hamid & Mukzam, 2017).

(2) Informal Learning: Survei dari American Society untuk pelatihan dan pengembangan memperkirakan bahwa sebanyak 80% karyawan belajar tentang pekerjaan mereka melalui cara-cara informal seperti melakukan pekerjaannya sehari-hari bersama dengan teman kerjanya (Dessler, 2013).

(3) Program Learning: Dengan menggunakan media buku, komputer atau internet, program training dapat dilakukan dengan cara beberapa tahapan melalui pembelajaran mandiri. Media tersebut sudah disediakan oleh perusahaan (Dessler, 2013).

Melalui program pelatihan (training) yang diberikan untuk karyawan, maka karyawan akan semakin bertambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan juga kemampuannya. Oleh karena itu, hal ini akan sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas kinerja karyawan secara optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu dapat berkembang dengan pesat.