Dinamika hubungan internasional di era modern telah melahirkan diplomasi gaya baru yang semakin dinamis. Tak hanya melibatkan komunikasi dan negosiasi langsung antara negara-negara atau pihak-pihak yang terkait, berbagai sarana yang mempermudah jalannya diplomasi pun turut dilibatkan. Hal tersebut kita temui saat ini yang biasa disebut era kontemporer atau masa kini.

Begini gambaran masa depan teori dan praktik diplomasi kontemporer

Dalam tulisan ini, penulis akan sedikit memberikan gambaran mengenai ulasan bagaimana masa depan praktik diplomasi kontemporer. Pasca berakhirnya Perang Dingin, kajian hubungan internasional dihadapkan pada tatanan dunia yang baru. Hubungan internasional kini tidak lagi merujuk pada ketegangan global sebagai dampak adanya struktur bi polar yang membagi negara-negara di dunia dua kelompok, yaitu blok Barat dan blok Timur. Bubarnya imperium eksternal Uni Soviet di Eropa Timur yang kemudian diikuti oleh kehancuran Uni Soviet itu sendiri telah menghapuskan struktur bipolar yang telah mendominasi hubungan internasional selama lebih dari setengah abad. Tatanan baru yang dimulai ketika Perang Dingin Usai tersebut menjadi penanda akan terciptanya era baru yang disebut sebagai era kontemporer, yaitu era di tahun-tahun terakhir sampai sekarang yang mefokuskan pada berbagai hal yang berkembang hingga saat ini.

Era kontemporer ini identik dengan pengaplikasiaan ilmu dan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan manusia yang berkembang dengan sangat pesat. Namun, hal paling utama yanng menjadi pemicu terciptanya era kontemporer ini sejatinya adalah modern globalization. Munculnya aktor-aktor baru beserta isu-isu yang berkembang akibat globalisasi, secara otomatis berdampak pada perkembangan diplomasi di era kontemporer.

Sebagai respon atas munculnya aktor-aktor baru dalam isu-isu internasional, praktik diplomasi kontemporer mengalami perluasan dari sisi aktivitas diplomasi yang sekarang menjadi lebih fleksibel karena dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun. Multi track diplomacy adalah wujud dari perkembangan diplomasi dari sisi ini. Sedangkan untuk respon atau isu-isu yang berkembang, praktik diplomasi kini dilakukan dengan cara-cara yang lebih bervariatif dibandingkan sebelumnya. Isu-isu seperti perdagangan, keuangan, migrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan menjadi isu-isu yang tidak cukup diselesaikan dengan menggunakan hard power. Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya kreativitas dalam praktik diplomasi kontemporer saat ini dan untuk di masa yang akan datang.

Salah satu bentuk kreativitas praktik diplomasi yang kini banyak digunakan oleh negara-negara adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti surat elektronik, media sosial, dan sebagainya. Perkembangan teknologi tersebut diyakini dapat memengaruhi penyebaran akses informasi yang lebih luas dan cepat. Dengan begitu, praktik diplomasi dengan perantara media akan membuat kinerja diplomasi menjadi lebih efektif.

Bentuk kreatifitas lainnya dalam praktik diplomasi kontemporer ini adalah ditemukan dari beragamnya konsep yang berkembang. Beberapa diantaranya adalah diplomasi Panda, yaitu diplomasi yang dilakukan Cina ke Amerika Serikat dengan memberikan Panda. Oleh sebab itu diplomasi aka terus berkembang dalam era kontemporer ini, dan akan terus melahirkan konsep baru yang tentunya akan mempermudah dalam melakukan diplomasi. Namun tidak menutup kemungkinan dalam era masa depan, diplomasi kontemporer ini akan mengakibatkan adanya Changing Nature of Diplomacy, di mana pada kondisi tersbut akan mengakibatkan seperti berkurangnya peran diplomat dalam mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena peran diplomat mulai tergantikan oleh kehadiran teknologi yang mempermudah aktivitas diplomasi untuk dapat dilakukan dengan lebih efektif tanpa harus mengirim seorang diplomat sebagai perwakilan negara.